Selasa 24 Sep 2019 14:04 WIB

Kupu-Kupu Malam di Gang Mangga

Sejak masa pemerintahan VOC, PSK sudah dijadikan pelampiasan nafsu hidung belang

Sarang kupu-kupu malam di Jakarta
Foto: Grafis: Kurnia Fakhrini
Sarang kupu-kupu malam di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), banyak kekejaman yang dilakukan tentara Dai Nippon. Jepang tidak hanya pernah digugat oleh Korea dan Cina. Indonesia, tidak terkecuali, pernah melakukan gugatan. Terutama soal wanita-wanita Asia yang pernah dijadikan budak seks oleh balatentara Dai Nippon.

Lepas dari ulah tentara Jepang, sejak awal pemerintahan VOC, bila kapal-kapal VOC mendarat para awak kapal, terutama dalam pelayaran berbulan-bulan dari Eropa, menumpahkan kerinduan mereka kepada para WTS, yang sekarang diperhalus bahasanya menjadi PSK (Pekerja Seks Komersial). Karena itu, sejak dulu sudah dikenal penyakit ‘raja singa’ yang membuat pelakunya menjadi pehong.

Maklum, kala itu penicilin belum ditemukan. Tapi, sekarang, walau pengobatan jauh lebih canggih, ada penyakit yang lebih menakutkan, yakni HIV/AIDS.

Menurut budayawan Betawi, Ridwan Saidi, sejak abad ke-19, Gang Mangga, dekat Gereja Portugis, Jakarta Barat, tersohor sebagai tempat pelacuran. Maklum, kala itu di depan Stasiun Kereta Api Beos (Jakarta Kota) berderet-deret bangunan hotel.

Kalangan Taipan menyebut Gang Mangga sebagai Macao Po. Karena, para kupu-kupu malam didatangkan dari koloni Inggris, Macao.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement