Rabu 06 Jul 2016 04:04 WIB
Tradisi Mudik Lebaran

Mudik, Tradisi yang Terwarisi ke Setiap Generasi

Mudik, ilustrasi
Mudik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  Mudik. Kata ini menjadi sangat sakral bagi rakyat Indonesia ketika Ramadhan segera habis dan Hari Raya Idul Fitri akan tiba. Mudik yang identik kembali ke kampung halaman bukan saja sudah menjadi tradisi, tapi menjadi kegiatan yang pantang tidak dilakukan bagi sebagian besar rakyat Indonesia, khususnya mereka yang merantau ke ke daerah lain.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, suasana mudik Lebaran tahun ini pun tidak jauh berbeda. Seperti tindak kriminalitas, kemacetan, dan kecelakaan lalu lintas menjadi pemberitaan yang legit untuk disajikan para pencari berita kepada pembacanya.

Kemacetan yang paling banyak mendapat sorotan pada mudik Lebaran tahun ini terjadi di pintu keluar tol Brebes. Belakangan muncul istilah Brexit. Pintu tol yang terbilang anyar itu menyumbang kemacetan luar biasa, bahkan antrean kendaraan mencapai 40 kilometer.

Sementara target Polri untuk zero accident di mudik Lebaran tahun ini tidak tercapai. Setidaknya dua hari menjelang Lebaran, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kom Pol Awi Setiyono menyatakan, angka kecelakaan lalu lintas arus mudik tahun ini meningkat 192 persen dibandingkan arus mudik tahun lalu.

Pada 2015 korban meninggal tidak ada. Tetapi tahun ini tercatat sudah delapan nyawa melayang akibat kecelakaan saat musim mudik. Sementara saat operasi Ramadhaniya dan Operasi Ketupat berlangsung, tercatat 39 kasus kriminalitas terjadi.

Silaturahim dan kegembiraan berkumpul dengan keluarga besar menjadi magnet kuat untuk para pemudik menanggung semua kelelahan di perjalanan. Waktu puluhan jam rela ditempuh. Ratusan kilometer jarak tidak menjadi penghalang berlebaran di kampung halaman.

Menangkap fenomena tersebut, kami tim Selarung Republika mencoba merawikan kisah di balik mudik Lebaran. Di Selarung edisi khusus hari raya kali ini, kami mengangkat tema "Tradisi Mudik Lebaran".

Kami akan membawa Anda menelusuri jejak tradisi Muslim Indonesia tersebut. Mulai dari sejarah Wali Songo hingga Sukarno. Semoga tulisan-tulisan kami kali ini membuat Anda para pembaca semakin menghargai makna mudik yang sebenarnya.

Tim Selarung.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement