Kamis 22 Jun 2017 04:04 WIB

Jakarta Terancam tak Punya Pantai

Red: Karta Raharja Ucu
Pantai Sampur
Foto: IST
Pantai Sampur

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Febrianto Adi Saputro, wartawan Republika

Batavia. Kota yang bersalin nama menjadi Jayakarta lalu berubah lagi menjadi Jakarta memiliki riwayat panjang. Kota yang dianugerahi garis pantai cukup panjang ini meninggalkan cerita sejarah luar biasa. Daerah pesisir pun menjadi saksi penting untuk melacak riwayat kota yang setiap 22 Juni merayakan hari jadinya tersebut.

Saking pentingnya daerah pesisir dalam perkembangan Kota Jakarta, titik nol kilometer kota tersebut dulunya juga berada di daerah pesisir, tepatnya di Menara Syahbandar, Jalan Pasar Ikan, Jakarta Utara. Menara ini dibangun pada 1839. Fungsi awalnya sebagai pemantau bagi kapal-kapal yang keluar-masuk kota Batavia lewat jalur laut. Lokasi menara itu dulunya adalah benteng pertahanan milik Belanda yang didirikan pada 1645. Benteng Culemborg namanya. Sejarawan Betawi, Ridwan Saidi menuliskan, berdasarkan Lalampahan Bujangga Manik Abad XIV, menyebutkan bahwa Pelabuhan Kalapa, –yang didirikan Kerajaan Pajajaran pada abad ke-VIII– Mandi Rancan, Jalan Lodan II, Lodan III, Pabeyaan, Pasar Ikan adalah tempat hunian orang Kalapa ketika itu.

Saya sempat melihat sebuah video hitam-putih di jejaring sosial yang menggambarkan suasana sebuah pantai di Jakarta. Dalam video tanpa suara yang diambil pada 1948 itu menggambarkan suasana pantai dengan deretan pohon kelapa. Anak-anak dan sejumlah orang dewasa dari bangsa Eropa terlihat bermain di pinggir pantai. Tak sedikit yang berjemur di bibir pantai beralaskan tikar sembari membaca majalah. Sementara beberapa pria pribumi menawarkan dagangannya kepada para bule tersebut.