Kamis 22 Jun 2017 06:22 WIB

Akhir Cerita Transportasi Roda Tiga

Red: Karta Raharja Ucu
Petugas memeriksa kendaraan angkutan lingkungan Bajaj di Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/10).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Petugas memeriksa kendaraan angkutan lingkungan Bajaj di Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Singgih Wiryono, wartawan Republika

Jakarta menjadi pusat peradaban yang menjadi kiblat pembangunan Indonesia. Tidak hanya menjadi pusat perekonomian, Jakarta juga menjadi pusat pemerintahan, pusat penyelenggaraan even-even besar seperti Sea Games dan Asian Games. Tahun depan, Jakarta bersama Palembang akan menyambut pekan olahraga terbesar se-Asia untuk kedua kalinya.

Menjadi pusat kegiatan perhelatan besar di segala sektor. Jakarta menjadi kota di Indonesia yang paling bisa dalam mengikuti perkembangan zaman. Kota yang kompleks ini justru lebih kompleks dari kota-kota lain di dunia, seperti misalnya di Amerika. Washington DC dicitrakan sebagai bentuk kota yang dipenuhi dengan gedung-gedung birokrat, tempat sunyi dan tenang sebagai tempat pengambilan kebijakan yang jauh dari huru-hara. Berbeda dengan New York, kota yang terfokus pada pembangunan ekonomi. Lain lagi dengan Las Vegas, kota yang khusus diperuntukan sebagai tempat hiburan.

Jakarta punya semua. Di sini ada tempat hiburan, ada pusat perekonomian, dan juga pusat pemerintahan. Selayaknya sebagai kota yang sangat kompleks, Jakarta harus memiliki sarana transportasi yang kompleks pula. Seiring berkembangnya perjalanan waktu, satu per satu transportasi Jakarta berubah. Kian hari, moda transportasi yang dibutuhkan di kota metropol ini semakin mendesak, kendaraan mengaspal tak lagi jadi solusi. Bagaimana perkembangan transportasi di Jakarta? Sejarawan JJ Rizal menjabarkannya dari beberapa tahap.