REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ronggo Astungkoro, wartawan Republika
...Surabaya, Kota Pahlawan
Pemudanya, rela berkorban
Surabaya, kota sejarah
Pemudanya, pantang menyerah...
Petikan bait milik grup band legendaris Indonesia, Koes Plus, tersebut setidaknya menggambarkan seperti apa Surabaya tempo dulu. Lagu bergenre pop keroncong yang masuk ke dalam album "Keroncong Pop Vol. 2" itu dirilis pada 1974.
Hampir tiga dekade sebelum lagu tersebut dinyanyikan oleh Tonny Koeswoyo, terjadi peristiwa penting dalam tali sejarah kemerdekaan Indonesia. Tahun 1945, kurang lebih tiga bulan setelah proklamasi dikumandangkan Presiden Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur No 56, terjadi perjuangan hebat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Surabaya.
Rakyat Indonesia, khususnya pemuda, di wilayah Surabaya dan sekitarnya bersatu melawan sekutu yang memboncengi Belanda. Pertempuran berdarah yang kemudian tak sedikit memakan korban dari pihak sekutu dan rakyat Indonesia. Pertempuran hebat yang dilakukan Inggris usai memenangi perang dunia kedua kala itu. Perang yang menjadi awal dari perjuangan revolusi di seluruh pelosok Indonesia.
Kini, 72 tahun setelah peristiwa tersebut, wajah kota surabaya tentu sudah banyak berubah. Meski begitu, masih ada tempat-tempat yang menjadi saksi pertempuran hebat kala itu yang belum banyak mengalami perubahan. Tapi, ada pula yang saat ini sudah berubah fungsi, bahkan bentuk.
Untuk melihatnya, Republika melakukan napak tilas ke beberapa lokasi yang berkaitan dalam peristiwa tersebut. Peristiwa yang salah satu harinya kini ditetapkan sebagai Hari Pahlawan Nasional. Hari yang terus diperingati setiap 10 November setiap tahunnya hingga saat ini.