Kamis 24 Jan 2019 11:37 WIB

Latar Muda Jadi Panglima

Sejak kecil Soedirman mendapatkan pendidikan kultur wong cilik dan kultur priayi.

Red: Karta Raharja Ucu
Panglima Soedirman, dan para prajurit di Sobo, Jawa Tengah, sebelum kembali ke Yogyakarta.
Foto:

Wong Cilik dan Priayi

Kementerian Pertahanan pada 1977 menegaskan Soedirman lahir pada 24 Januari 1916. Bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad shalallahu alahi wassalam pada 1336 Hijriyah. Versi lokal menyebutkan, Soedirman lahir pada Senin Pon di bulan Maulid. Orang tuanya, ditegaskan juga oleh Kemenhan, adalah Karsid Kartawiradji dan Sijem. Keluarga Soedirman bermukim di Desa Bodas Karangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Namun, sejak bayi, Soedirman sudah ikut pamannya, R Tjokrosunaryo, bermukim di Rembang. Sang paman yang hidupnya jauh lebih berkecukupan ketimbang orang tua kandung Soedirman. Tjokrosunaryo menjadi asisten wedana (camat) Rembang. Setelah pensiun, ia pindah ke Cilacap. Pamannya disebut menjadi pedagang mesin jahit dan penasihat pengadilan negeri Cilacap. Di sini, Soedirman menghabiskan masa remaja dan dewasanya.

Soedirman dibesarkan dalam perpaduan dua subkultur di Jawa. Sardiman, dalam bukunya, Panglima Besar Jenderal Sudirman Kader Muhammadiyah (2000) menegaskan lingkungan keluarga besar Soedirman kental kultur wong cilik dan kultur priayi. Kultur wong cilik ia dapat dari keluarga aslinya, sementara kultur priayi dididik oleh keluarga pamannya. Laku kultur yang pertama itu, di antaranya kesederhanaan, prihatin, kerja keras, kerja fisik, seperti membersihkan rumah, menyirami tanaman, mengambil air untuk mengisi bak mandi, mengambil air untuk memasak, mengisi padasan untuk wudhu, mencuci piring, cangkir, dan alat rumah tangga lainnya. Termasuk juga Soedirman ngemong adik satu-satunya, Mohammad Samingan.

Sementara dari kultur priayi, menurut Sardiman, Soedirman diajarkan adat adiluhung, adat istiadat, sopan santun, unggah-ungguh, menghargai akhlak, bermulut baik, patuh dan hormat orang tua. Salah satu contoh yang pernah terekam soal Soedirman cilik adalah saat ayah angkatnya, R Tjokrosunaryo, bertamu ke kediaman R Sumoyo. Sumoyo adalah tokoh Boedi Oetomo lokal. Pamannya dan Sumoyo bercakap-cakap di ruang dalam. Sementara, Soedirman tetap menunggu di luar sambil duduk bersila. Ia baru masuk saat namanya dipanggil. Dengan laku dodok atau berjalan jongkok, Soedirman menghampiri pamannya.