REPUBLIKA.CO.ID, Sejak kecil Kiai Ma’ruf Amin sudah ditempa dengan pendidikan pesantren. Ia mengaji pada banyak kiai dan berkelana ke berbagai pondok pesantren.
Terpilihnya pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia lima tahun ke depan (2019-2024) telah menorehkan sejarah baru. Inilah untuk kali pertama seorang kiai duduk di kursi RI 2 dalam sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya ingin mengamalkan ilmu-ilmu ulama itu untuk bangsa dan negara karena itu saya mohon doa restu, izin, dan dukungan sehingga bisa menjalankan tugas negara," kata Kiai Ma'ruf, saat bersilaturahim ke kediaman KH Munzir Tamam, mantan ketua MUI DKI, di kawasan Klender, Jakarta Timur, September tahun lalu. Terkait pencalonannya sebagai cawapres, Kiai Ma'ruf mengunjungi rekan-rekan "seperjuangan" dalam berdakwah yang masih hidup dan berziarah ke makam mereka yang sudah tiada.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Solahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah pernah maju sebagai cawapres pada Pilpres 2004.
Kiai Ma'ruf sebenarnya bukan yang pertama dari kalangan kiai/ulama maju dalam pilpres sebagai cawapres. Sebelumnya ada KH Hasyim Muzadi (almarhum) dan KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) yang juga pernah dicalonkan sebagai cawapres di Pilpres 2004.
Kiai Hasyim, mantan ketua umum PBNU, sebagai cawapres mendampingi capres Megawati Soekarnoputri. Sedangkan, Gus Sholah sebagai cawapres maju bersama capres Wiranto. Pemenang Pilpres 2004 itu sendiri adalah pasangan SBY-Jusuf Kalla.
Pada pilpres yang sama juga ada ketua umum PPP saat itu, Hamzah Haz, wapres pejawat yang maju sebagai capres berpasangan dengan Agum Gumelar. Namun, Hamzah Haz lebih dikenal dan ngelotok sebagai seorang politikus ketimbang ulama/kiai. Dia anggota DPR sejak zaman Orde Baru dan sangat fasih di bidang APBN sehingga mendapat julukan dari pers sebagai "ayatullah" APBN kala di DPR. Pasangan Hamzah-Agum berada di posisi buncit dari lima paslon dengan perolehan 3.569.861 (3,01 persen) suara.
Amien Rais
Amien Rais, mantan ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang dikenal sebagai cendekiawan sekaligus pendakwah juga maju dalam Pilpres 2004 sebagai capres berpasangan dengan Siswono Yudhohusodo sebagai cawapres. Namun, pasangan nomor urut 3 ini hanya berada di peringkat 4 dalam perolehan suara (17.392.931 suara/14,66 persen).