Rabu 05 Jun 2024 15:37 WIB

Kasus Ibu Cabuli Anak, Psikolog: Ibu yang Sehat Mental tak akan Jadikan Anak Objek Seksual

Ibu muda berinisial R tega melecehkan anak kandung sendiri yang berusia 5 tahun.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Pornografi (ilustrasi). Kasus ibu muda mencabuli anak dinilai menunjukkan ketidaksiapan menjadi seorang ibu dan kurangnya penanaman nilai-nilai susila.
Foto: ROL
Pornografi (ilustrasi). Kasus ibu muda mencabuli anak dinilai menunjukkan ketidaksiapan menjadi seorang ibu dan kurangnya penanaman nilai-nilai susila.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, menanggapi kasus ibu muda berinisial R yang tega melecehkan anak kandung sendiri yang berusia 5 tahun. Menurut analisa Vera, tindakan itu menunjukkan ketidaksiapan untuk menjadi seorang ibu dan kurangnya penanaman nilai-nilai susila pada diri pelaku.

“Ada banyak faktor yang membuat seorang ibu tega melakukan tindakan pelecehan, yang jelas terlihat antara lain ketidaksiapan jadi ibu dan kurangnya penanaman nilai-nilai susila di dalam diri ibu sendiri,” kata Vera saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (5/6/2024).

Baca Juga

Pelaku berinisial R (22 tahun) yang diketahui tinggal di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, kini telah menyerahkan diri ke pihak kepolisian. Dalam keterangannya, R mengaku diiming-imingi uang Rp 15 juta oleh seorang kenalan di Facebook untuk membuat video pelecehan seksual.

Mengomentari hal ini, Vera menilai bahwa pelaku tidak memiliki naluri sebagai seorang ibu. Menurut dia, seorang ibu yang sehat mentalnya akan berusaha keras untuk tetap melindungi buah hati dari bahaya apapun, bukannya malah menjadi pelaku pelecehan.