REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Karta Raharja Ucu di Madinah
MADINAH -- Jamaah haji Indonesia gelombang pertama yang sempat dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) akan menginap di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) sebelum diberangkatkan ke Kota Makkah. Setelah dipantau tim kesehatan KKHI dan dinyatakan siap untuk perjalanan jauh, maka jamaah haji yang sakit baru bisa diberangkatkan dengan ambulans menuju Kota Makkah.
Setiap jamaah yang sakit dan siap dinyatakan siap melakukan perjalanan ke Kota Makkah akan mendapatkan bimbingan dari Konsultan Ibadah PPIH Arab Saudi Daker Madinah. Setiap harinya, sejak pagi konsultan ibadah akan datang ke KKHI untuk memberikan bimbingan sebelum jamaah haji diberangkatkan dengan ambulans. Seperti yang disampaikan Konsultan Bimbingan Ibadah Daker Madinah PPIH Arab Saudi, KH Wazir Ali saat ditemui di KKHI Madinah.
“Pertama-tama yang harus dilakukan, wudhu jika tak bisa tayamum, kemudian bantu kenakan pakaian ihram,” ujar KH Wazir Ali.
Kiai Wazir menjelaskan, jamaah yang sakit tetap dianjurkan sholat sunnah ihram dan membaca niat isytiraj, yaitu niat ihram bersyarat. Dengan niat isytiraj, maka jamaah yang sakit tidak akan terhalang ibadahnya jika di perjalanan tidak bisa melanjutkan umroh.
"Jika di perjalanan tidak bisa melanjutkan umroh, maka mereka bisa melepas kain ihramnya,” ucap dia.
Nantinya, kata Kiai Wazir, ihram yang terganggu dicover dengan haji. "Kalau dia haji lalu umroh maka akan tercover, kalau (haji) qiran karena diikutkan maka sudah tercover (juga),” ujar Kiai Wazir.