Rabu 05 Jun 2024 20:57 WIB

Pria Usia 55 Tahun ke Atas Dianjurkan tak Banyak Minum Saat Malam

Bagi pria 55 tahun ke atas, banyak minum malam menimbulkan risiko prostat.

Seorang pria mengalami masalah prostat (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Seorang pria mengalami masalah prostat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria yang berusia di atas 55 tahun disarankan tidak banyak minum air pada malam hari. Guru Besar Bidang Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Nur Rasyid Sp.U(K) mengatakan jika dilakukan, aktivitas tersebut dapat memunculkan risiko prostat.

“Laki-laki 55 tahun ke atas minum banyak dari pagi sampai Magrib saja, karena dia sudah punya masalah prostat, kalau minum malam bolak balik bangun tidur, belum tentu bangun bisa tidur lagi nanti kualitas tidurnya jadi jelek,” kata Prof Rasyid dalam acara edukasi mengenai pengobatan batu ginjal Retrograde Intraternal Surgery (RIRS) di Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Prof Rasyid mengatakan pada usia di atas 55 tahun biasanya pria sudah mengalami masalah gangguan berkemih, seperti berkemih yang selalu tidak tuntas. Ia menyarankan pada malam hari minum secukupnya saja yaitu saat makan atau saat minum obat dan tidak minum banyak menjelang tidur.

Masalah berkemih juga bisa dialami oleh anak karena masalah kurang gizi dan dehidrasi. Maka baik anak-anak maupun dewasa disarankan hidup sehat dan banyak bergerak agar tidak terjadi masalah berkemih seperti pengendapan batu di ureter atau batu ginjal karena pengerasan urin.

Ia juga mengatakan volume berkemih yang sehat adalah 2,5 liter sehari dengan intensitas minum lebih dari 2 liter. Hal itu untuk mencegah pembentukan batu di ginjal yang diakibatkan karena kurangnya cairan sehingga cairan urin mengeras dan menetap di ginjal.

Ketika memasuki usia 40 tahun ke atas Prof Rasyid juga menyarankan untuk melakukan check upkesehatan minimal setahun sekali dan sebaiknya juga melakukan USG untuk mengetahui adanya batu ginjal atau tidak. “Begitu orang masuk 40 tahun ke atas setahun sekali check up, dan baiknya di USG karena batu ukuran dua milimeter dengan USG ketemu loh, sayangnya check up kan seringnya dengan lab, itu ga ketemu,” katanya.

Dokter yang berpraktik di klaster uronefrologi RSCM Kencana ini mengatakan USG bisa memperlihatkan masalah baik di ginjal maupun ureter untuk melihat sumbatan yang menyebabkan masalah. Disarankan juga menggunakan USG tanpa kontras karena penggunaan kontras bisa berisiko mengganggu fungsi ginjal. 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement