Starbucks akhirnya menanggapi gerakan boikot fans K-pop. Dilansir laman Koreaboo pada Rabu (5/6/2024), manajer Komunikasi Global Starbucks menyampaikan posisi perusahaan terkait situasi ini. Pihak Starbucks menjelaskan perusahaannya tidak termasuk dalam daftar boikot resmi yang dikeluarkan oleh gerakan BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) yang dipimpin Palestina dan menekankan sikap resmi perusahaan "tentang konflik di Timur Tengah."
“Starbucks adalah perusahaan global yang berkomitmen untuk menyediakan tempat di mana semua orang merasa diterima dan memiliki rasa kepemilikan, di mana pun di dunia. Kami menjunjung tinggi perdamaian dan dengan tegas menolak kekerasan terhadap yang tidak bersalah.
Meskipun ada pernyataan palsu yang disebarkan melalui media sosial, Starbucks tidak pernah berkontribusi pada operasi pemerintah atau militer dalam bentuk apa pun,” tulis pernyataan Starbucks. Di situs web resminya, Starbucks juga berbicara tentang partisipasinya dalam upaya bantuan di Gaza melalui kolaborasi dengan mitra lokal seperti Alshaya Starbucks dan Starbucks Indonesia.
Meskipun demikian, gerakan boikot global tetap teguh dalam komitmennya untuk memboikot Starbucks karena sejumlah masalah yang dinilai belum ditangani atau ditangani secara tidak memuaskan. Menurut solidaritas Starbucks Workers United dengan Palestina, katalis utama untuk boikot yang sedang berlangsung dan belum terselesaikan adalah kecaman perusahaan terhadap serikat pekerjanya.