Kamis 06 Jun 2024 09:21 WIB

Museum Muarajambi Dibangun Jadi yang Terluas di Indonesia

Muarajambi akan dihidupkan sebagai sumber inspirasi dan pengetahuan.

Rep: Bayu Adji P / Red: Indira Rezkisari
Masyarakat adat di sekitar Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, melakukan prosesi Tegak Tiang Tuo, Rabu (5/6/2024). Prosesi itu sekaligus menandakan dimulainya pembangunan museum KCBN Muarajambi.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Masyarakat adat di sekitar Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, melakukan prosesi Tegak Tiang Tuo, Rabu (5/6/2024). Prosesi itu sekaligus menandakan dimulainya pembangunan museum KCBN Muarajambi.

REPUBLIKA.CO.ID, MUARO JAMBI -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara resmi memulai pembangunan museum di kompleks Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Rabu (5/6/2024). Pembangunan museum yang akan menjadi yang terluas di Indonesia dengan luas 10 hektare itu merupakan bagian dari mega-proyek revitalisasi KCBN Muarajambi.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan, revitalisasi KCBN Muarajambi dilakukan untuk mendorong pelindungan warisan budaya di Indonesia. Menurut dia, dalam revitalisasi akan terdapat sejumlah perubahan di kompleks KCBN Muarajambi. Secara fisik, lanskap yang dulu dirancang seperti taman wisata diubah menjadi konsep cagar budaya.

Baca Juga

Kendati demikian, menurut dia, pihaknya tak hanya ingin memperbaiki infrastruktur fisik, melainkan juga berkomitmen untuk melakukan kajian mendalam peradaban Muarajambi yang hilang, melalui ekskavasi benda sejarah, mengidentifikasi makna-makna budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya. "Dengan tujuan akhir untuk mengembalikan KCBN Muarajambi menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang menyenangkan bagi publik," kata dia, Rabu (5/6/2024).

Ia menilai, KCBN Muarajambi tidak hanya menjadi simbol keyakinan Buddha. Lebih dari itu, kompleks cagar budaya yang berada di lahan seluas sekitar 3.981 hektare itu juga merupakan pusat pendidikan dan destinasi spiritual.