REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Alwi Shahab
Jalan Veteran (Rijswijk) tempat Istana Negara berada, di masa kolonial merupakan kawasan elite. Di seberang Jalan Veteran yang dibelah dengan Kali Ciliwung terdapat Jalan Juanda (Noordwijk).
Di ujung kedua jalan tersebut terdapat kawasan Harmoni. Di ketiga tempat tersebut pada masa kolonial terdapat belasan hotel.
Salah satunya adalah Hotel Wisse di Rijswijk seperti terlihat dalam foto. Foto yang diabadikan sekitar 1870-an terlihat satu keluarga tamu tengah meninggalkan hotel menggunakan delman, angkutan utama kala itu. Terlihat beberapa pegawai hotel yang berpakaian putih-putih dengan peci (semacam helm) warna yang sama.
Di samping kanan, terlihat beberapa kereta, satu di antaranya ditarik dua ekor kuda yang siap untuk membawa para tamu. Ketika itu, Batavia belum memiliki mobil.
Di samping Hotel Wisse, di Rijswijk terdapat sejumlah hotel lainnya, seperti Hotel Cavadino di sudut Jalan Veteran dan Jalan Veteran I (kala itu Citadelweg), Java Hotel yang kini menjadi bagian belakang Markas Besar Angkatan Darat, Hotel Ernst di Noordwijk (Juanda), Hotel des Indes di Harmoni (kini Jalan Gajah Mada).
Hotel Wisse diperkirakan letaknya di bagian belakang dari Departemen Dalam Negeri. Di Rijswijk bersebelahan Istana Merdeka, juga terdapat Hotel der Nederlanden yang kini menjadi Gedung Bina Graha.
Di samping kiri Gedung Harmoni, terdapat sebuah hotel mewah milik keturunan Arab dari keluarga Sungkar. Sedangkan di ujung Jalan Juanda dari arah Jalan Hayam Wuruk terdapat Hotel Gayatri, juga milik seorang Arab.
Pada akhir abad ke-19 ketika negeri Belanda dikuasai kaum liberal (kapitalis), makin banyak warga Belanda dan Eropa berdatangan ke Batavia untuk menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Kalau sebelumnya pusat pemerintahan di kawasan Jakarta Kota, kini beralih ke Weltevreden (Daerah Lebih Nyaman).
Boleh dikata Batavia mengalami transfusi cukup besar dari para pendatang Eropa, yang menanamkan modal dan usahanya. Rijswijk dan Noordwijk pun dijadikan sebagai kawasan Eropa.
Warga Prancis banyak berdiam di sekitar Harmoni dan Inggris di Pegangsaan. Sementara berbagai tempat hiburan, seperti bioskop, teater, dan gedung pertemuan bermunculan. Semua dengan ciri-ciri Eropa yang modern. Kala itu, pendatang-pendatang Inggris dari Singapura menganggap Batavia-Weltevreden cukup baik jika dibandingkan koloninya, Singapura.