Senin 21 Dec 2015 07:00 WIB

Kali Besar Pernah Jadi Pusat Perniagaan Eropa

Kali Besar pusat perniagaan Eropa.
Foto: Dinas Kebudayaan dan Permuseuman.
Kali Besar pusat perniagaan Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Kali Besar Barat, Jakarta Kota, kota lama Batavia diabadikan akhir abad ke-19. Kawasan Kali Besar sejak masa VOC menjadi sangat terkenal di mancanegara karena di sinilah pernah menjadi daerah perniagaan orang Belanda (Eropa). Dan, masih berlanjut hingga menjelang Perang Dunia II.

 

Pada ujung kanan gambar terlihat kantor sebuah perusahaan Maclaine, Watson & Co, yang mengekspor berbagai komoditas dari Nusantara ke mancanegara. Perusahaan ini memiliki armada kapal sendiri.

Beberapa deretan perusahaan lainnya yang bergerak di bidang ekspor dan impor, yang terlihat dalam foto masih dapat kita jumpai sekarang ini. Di Kali Besar inilah VOC mendapatkan kejayaan di seluruh dunia. Menjadikan Kali Besar sebagai markas besarnya yang membawahi negara-negara koloninya.

Kali Besar seperti terlihat dalam foto sekitar satu setengah abad lalu masih tampak pepohonan, tapi tidak terlihat mobil dan kendaraan bermotor karena belum nongol. Kini, daerah yang oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta tengah dibenahi sebagai kawasan wisata di Jakarta, macetnya siang dan malam kagak ketolongan. Membuat wisatawan asing agak enggan mendatanginya.

Kali Besar menjadi sumbu membelah Kota Lama menjadi dua bagian utama: barat dan timur menyambung dengan pelabuhan kanal (haven kanaal) di muara Sunda Kalapa. Kota Lama sekitar Kali Besar sampai 1880 terletak dalam kota bertembok.

Hingga kita dapati sekarang Jalan Pintu Besar dan Jalan Pintu Kecil. Dipisah oleh Kali Ciliwung yang sudah diluruskan pada abad ke-18, awalnya Kali Besar menjadi pemisah antara kota bagian timur dan bagian barat (Kali Besar Timur dan Kali Besar Barat).

Kota di bagian timur didominasi warga Belanda dan bagian barat oleh warga Cina, Portugis, dan berbagai etnis lainnya. Mulanya baik etnis Eropa maupun Cina tinggal dalam 'tembok kota'. Namun, setelah pembantaian Cina pada Oktober 1740 warga Cina dilarang tinggal di sana, dan pindah ke kawasan Glodok.

Ketika Gubernur Jenderal Marsekal Herman Daendels memindahkan pusat  kota Batavia ke arah selatan (Weltevreden), warga Eropa tetap menjadikan Kali Besar sebagai pusat perniagaannya. Dari Weltevreden (sekitar Harmoni, Gambir, Pasar Baru, dan Lapangan Banteng) mereka naik trem listrik ke Kali Besar. Dari kediamannya, para bule ini membawa bekal untuk makan siang dan pulangnya kembali naik trem listrik.

Dahulu, di Kali Besar tinggal para pedagang kaya VOC dan pada masa itu merupakan kejayaan kawasan ini. Mereka tinggal di rumah-rumah besar yang mentereng dan bagian dalamnya berlantaikan marmer lokal yang sangat indah, menurut catatan sejarah Kali Besar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement