REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Orang Betawi sampai awal abad ke-20 dengan rasa takut menyebut gedung dengan enam buah pilar sebagai penyangganya adalah ‘rumah setan’. Letaknya bersebrangan dengan Gedung Mahkamah Agung (MA) pada masa Bung Karno dan awal pemerintahan Pak Harto.
Gedung MA terletak di sebelah kanan Kementerian Keuangan di Lapangan Banteng, yang dahulu rencananya oleh Gubernur Jenderal Daendels akan dibangun Istana. Namun rencana itu urung dilakukan.
Rumah Setan seperti terlihat dalam foto terletak di Vrijmet Selaarweg (kini Jalan Budi Utomo), tidak jauh dari Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta Pusat. Bangunan yang memiliki loge (loji) merupakan perkumpulan kaum Theosofi De Ster in het Oosten atau Bintang Timur.
Tapi gedung itu lebih populer dengan sebutan rumah setan, sebutan yang dibisikkan oleh pribumi dengan rasa takut. Dahulu, di sebelah ‘rumah setan’ terdapat perumahan para perwira dan petinggi Belanda.