REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Warga Tionghoa yang masuk Islam, menurut Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) semakin meningkat, terutama sejak masuknya sejumlah konglomerat mereka. Tapi, jumlahnya masih sangat sedikit dibandingkan yang memeluk agama lain. Sebagai contoh, H Yunus Yahya, pendiri PITI, menyebutkan sejak Perang Dunia II, dua juta keturunan Cina di Indonesia masuk Kristen.
Drs H Alifuddin el Islamy, seorang jurudakwah dari keturunan Cina, optimistis di masa mendatang lebih banyak lagi etnis Tionghoa di Indonesia memeluk Islam. Terutama generasi mudanya.
Keengganan masyarakat Tionghoa memeluk Islam akibat politik kolonial Belanda. Sejak awal penjajahan, Belanda mengadakan politik ‘divide et empera’. Dengan memisahkan keturunan Cina dan pribumi, termasuk memberikan kemudahan dan membedakan status sosial mereka.
Seperti dikemukakan Dr Mona Lahonda, pengajar jurusan sejarah UI dan peneliti di Arsip Nasional, sejak awal abad ke-17 sudah banyak para hwakiau (perantau Cina) yang bermigrasi ke Indonesia. Di antara para imigran awal ini termasuk Jan Con (baca: Yang Kong), yang nama Hokiennya adalah Gouw Tjau. Dia adalah seorang Muslim.