Jumat 07 Jun 2024 06:04 WIB

Terungkap, Israel Sembunyikan Hancurnya Iron Dome Dihajar Roket Hizbullah

Israel terus dibombardir Hizbullah di front utara.

Penampakan peluncur Iron Dome milik IDF yang hancur dirudal Hizbullah di utara Israel, Rabu (5/6/2024).
Foto: Telegram
Penampakan peluncur Iron Dome milik IDF yang hancur dirudal Hizbullah di utara Israel, Rabu (5/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pasukan penjajahan Israel terungkap berupaya menutup-nutupi hancurnya satu fasilitas pertahanan udara canggih, Iron Dome, akibat serangan Hizbullah dari Lebanon. Pengungkapan ini menambah keraguan terhadap kemampuan IDF menangani serangan dari Hizbullah jika terjadi perang terbuka.

Hizbullah mengumumkan pada Rabu bahwa mereka telah menyerang sembilan sasaran di Israel. Mereka juga menegaskan bahwa mereka telah menghancurkan platform Iron Dome di barak Ramot Naftali dengan peluru kendali. Selepas pengumuman itu, sensor militer Israel melarang media mempublikasikan kerusakan sistem Iron Dome.

Baca Juga

Kerusakan itu kemudian dilaporkan situs Israel Hadashot Hamot pada Kamis (6/6/2024). Foto-foto yang beredar menunjukkan baterai peluncur Iron Dome yang hancur dan tak bisa lagi berfungsi.

Iron Dome adalah sistem pertahanan udara canggih milik Israel dengan bantuan Amerika Serikat. Sistem rudal otomatis itu dimaksudkan menangkal secara otomatis roket-roket yang menuju Israel. Belakangan, keampuhan senjata pertahanan itu goyah dengan berhasilnya roket, rudal, dan drone menembus wilayah Israel.

Pada Rabu itu juga, seorang tentara cadangan pasukan penjajahan Israel tewas dan 10 orang lainnya terluka akibat serangan Hizbullah ke Israel utara. Pertahanan udara dan sistem peringatan dini Israel tak sempat mengantisipasi serangan tersebut.

IDF mengumumkan kematian tentara tersebut pada Kamis pagi, menyebut dia sebagai Sersan Staf Refael Kauders (39 tahun). Kauders bertugas di Batalion 5030 Brigade Alon sebagai koordinator Rabbi Militer.

The Times of Israel melansir, setidaknya 10 tentara Israel lainnya terluka dalam serangan yang diklaim Hizbullah dengan menggunakan drone bermuatan bahan peledak di Israel utara pada Rab itu. Sistem sirene peringatan dini yang tiba-tiba tak berfungsi memungkinkan drone Hizbullah menembus kompleks militer Israel tersebut.

Pasukan penjajahan Israel (IDF) mengatakan pihaknya sedang menyelidiki mengapa sirene tidak berbunyi ketika setidaknya dua drone menghantam Kota Hurfeish yang mayoritas penduduknya Druze, terletak beberapa kilometer dari perbatasan Lebanon. Kelompok Hizbullah Lebanon mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengatakan mereka meluncurkan beberapa drone peledak ke posisi militer di daerah tersebut.

Menurut penilaian awal militer, kedua drone tersebut mengenai sasaran dalam waktu beberapa menit, dan drone selanjutnya tampaknya menargetkan kru penyelamat yang datang untuk merawat mereka yang terluka akibat drone pertama. Hizbullah telah menggunakan taktik seperti itu beberapa kali di tengah perang. 

Kelompok tersebut mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap serangan mematikan IDF baru-baru ini di Lebanon selatan, termasuk serangan pada Selasa di Naqoura yang menewaskan seorang anggota Hizbullah.

Setelah serangan tersebut, militer mengumumkan bahwa mereka telah melakukan serangan terhadap serangkaian sasaran Hizbullah di Lebanon selatan sepanjang hari. IDF mengatakan sasarannya termasuk infrastruktur Hizbullah di Naqoura dan Matmoura, bangunan yang digunakan oleh kelompok teror di Ayta ash-Shab, dan pos pengamatan di Khiam. IDF juga menembaki sejumlah daerah di Lebanon selatan dengan artileri untuk “menghilangkan ancaman”.

Sejak 8 Oktober, pasukan pimpinan Hizbullah hampir setiap hari menyerang komunitas dan pos militer Israel di sepanjang perbatasan. Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka melakukan hal tersebut untuk mendukung Gaza di tengah serangan brutal Israel di sana. Kelompok tersebut dalam beberapa bulan terakhir semakin sering menggunakan drone bermuatan bahan peledak, rudal anti-tank, dan rentetan roket. 

Sejauh ini, bentrokan di perbatasan telah mengakibatkan 10 kematian warga sipil di pihak Israel, serta tewasnya 14 tentara dan cadangan IDF. Ada juga beberapa serangan dari Suriah, tanpa ada korban jiwa. Pada awal pekan ini, serangan roket dan drone Hizbullah menyebabkan kebakaran hebat di wilayah utara Israel. Serangan itu memicu rencana serangan terbuka Israel ke Lebanon.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement