Jumat 07 Jun 2024 08:00 WIB

Dunia Berlomba-lomba Berinvestasi di Energi Bersih

Cina menjadi negara yang paling banyak berinvestasi pada energi bersih.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
 Pekerja berjalan di Ordos Net-zero Industrial Park di Kota Ordos, Cina, 24 April 2023.
Foto: EPA-EFE/WU HAO
Pekerja berjalan di Ordos Net-zero Industrial Park di Kota Ordos, Cina, 24 April 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi antar-pemerintah International Energy Agency (IEA) mengeluarkan laporan yang menyatakan investasi global pada teknologi energi bersih mencapai 2 triliun dolar AS tahun ini. Jumlah itu mencapai dua kali lipat dari investasi bahan bakar fosil.

Dalam laporan tahunan World Energy Investment, IEA memperkirakan total investasi energi pada tahun ini untuk pertama kalinya akan menembus angka tiga triliun dolar AS pada tahun 2024. Sekitar dua triliun dolar AS akan ditujukan pada teknologi energi bersih, termasuk energi terbarukan, mobil listrik, pembangkit listrik tenaga nuklir, jaringan listrik, gudang, bahan bakar rendah emisi, peningkatan efisiensi dan pompa panas. Sementara sisanya baru ditujukan pada minyak, gas, dan bat ubara.

Pada tahun 2023, untuk pertama kalinya investasi gabungan pembangkit listrik dan jaringan listrik energi terbarukan lebih banyak dibandingkan bahan bakar fosil. "(Perbandingannya) Satu dolar untuk ke bahan bakar fosil, hampir dua dolar diinvestasikan pada energi bersih," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol, Kamis (6/6/2024).    

“Peningkatan belanja energi ramah lingkungan didukung oleh perekonomian yang kuat, pengurangan biaya yang berkelanjutan, dan pertimbangan keamanan energi,” tambahnya.