REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Huawei hadir dan berperan aktif pada GSMA APAC Telecom Cybersecurity Forum 2024 untuk berdiskusi, berkolaborasi, serta menyerap berbagai pengetahuan terkini terkait keamanan siber pada jaringan seluler. Kegiatan yang diinisiasi oleh GSMA ini diharapkan dapat mendorong penguatan ekosistem keamanan siber regional, serta sebagai dukungan bagi operator telekomunikasi dalam implementasi standar keamanan jaringan mobile yang berlaku secara industri, termasuk diantaranya Network Equipment Security Assurance Scheme (NESAS) dan Mobile Cybersecurity Knowledge Base (MCKB) di masing-masing negara.
Delegasi BSSN berkesempatan berdiskusi dengan berbagai pemangku ekosistem telekomunikasi global untuk menggali tren terbaru yang berkembang di industri telekomunikasi dan mobile, seperti tantangan dan solusi keamanan siber di industri mobile dan contoh praktik terbaik penerapan MCKB di dunia internasional. Selain itu, Kepala Tim Pengembangan Ekosistem Keamanan Siber dan Sandi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Media, dan Transportasi BSSN, I Made Mustika Kerta Astawa menjadi salah satu pembicara dalam diskusi panel bertajuk 'Jointly Build a Mobile Security Ecosystem'.
"Dari forum ini kita dapat mengetahui perkembangan keamanan siber pada sektor telekomunikasi. Dengan masifnya ancaman dan serangan siber saat ini, tentunya sektor telekomunikasi harus siap terhadap tantangan keamanan siber ke depan baik dari sisi sumber daya manusia, proses dan teknologi. Mengetahui potensi risiko siber sejak dini merupakan langkah awal bagi organisasi untuk mencapai tingkat kematangan keamanan siber yang optimal," ujar I Made Mustika Kerta Astawa, dalam paparannya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (7/6/2024).
Di sela-sela perhelatan GSMA APAC Telecom Cybersecurity Forum 2024, Sean Yang, Huawei Global Cybersecurity and Privacy Officer (GSPO), menggelar pertemuan eksekutif dengan stakeholder industri telekomunikasi Indonesia. Hadir dalam pertemuan tersebut, Kepala Tim Pengembangan Ekosistem Keamanan Siber dan Sandi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Media, dan Transportasi BSSN, I Made Mustika Kerta Astawa beserta delegasi BSSN, Keri Oetarto, Group Head Technology Security, XL Axiata, Sigit Puspito Wigati Jarot, Ketua Forum 5G Indonesia, dan Syarbeni, Cyber Security and Privacy Officer (CSPO) Huawei Indonesia.
Adapun, sejumlah topik yang menjadi pembahasan, seperti fraud network, vulnerability management, pengelolaan insiden siber, pengembangan ekosistem keamanan siber, dan tindak lanjut dari implementasi MoU yang sudah ada dalam konteks pengembangan keamanan siber di Indonesia. Pertemuan ini menjadi penegasan bahwa keamanan siber merupakan tanggung jawab bersama semua pemangku kepentingan di industri telekomunikasi dan informasi yang menuntut sinergi dan kolaborasi dalam mengimplementasikan keamanan siber di Indonesia.
Ketua Forum 5G Indonesia Sigit Puspito Wigati Jarot mengatakan, 5G sebagai wujud konvergensi antara IT dan telekomunikasi, selain banyak potensi use-case juga banyak membawa ancaman baru.
"Forum ini selain memberikan update perkembangan keamanan siber di sektor telekomunikasi, juga menjelaskan berbagai upaya yang dilakukan di berbagai lini secara kolaboratif global. Selain aspek sekuriti dan privasi, aspek transparansi dan tahap kematangan juga menjadi hal yang dinilai penting oleh berbagai penyedia TIK global, termasuk Huawei," ujar Sigit.
Sementara itu, Cyber Security and Privacy Officer (CSPO) Huawei Indonesia, Syarbeni menambahkan, "Huawei menyambut baik dan mendukung diselenggarakannya GSMA APAC Telecom Cybersecurity Forum 2024, sebagai ajang kolaborasi dan berbagi praktik terbaik keamanan siber pada industri telekomunikasi. Terlebih dengan adanya berbagi pengalaman penerapan GSMA Mobile CKB pada beberapa operator diharapkan bisa mendorong peningkatan tingkat maturitas keamanan siber pada industri telekomunikasi."
GSMA APAC Telecom Cybersecurity Forum 2024 merupakan ajang konferensi dan berbagi informasi yang mempertemukan komunitas keamanan siber di Kawasan Asia Pasfik. Lebih dari 70 peserta yang berasal dari ekosistem keamanan siber termasuk pakar, pejabat tinggi, eksekutif, dan asosiasi perusahaan telekomunikasi di Asia Pasifik, berpartisipasi dalam forum tersebut.