Jumat 07 Jun 2024 13:21 WIB

Erdogan: Setop Kirim Senjata ke Israel

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya ke Jalur Gaza.

Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: EPA-EFE/Thaier Al-Sudani
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta negara-negara untuk mengakhiri keterlibatan mereka dalam kejahatan yang berbentuk serangan mematikan selama berbulan-bulan di Jalur Gaza dengan berhenti memasok senjata kepada Israel.

“Negara-negara yang memberikan dukungan amunisi dan senjata terhadap pembantaian Israel sekarang harus menahan diri untuk tidak terlibat dalam kejahatan ini,” kata Presiden Turki Erdogan dalam konferensi pers di Ankara, seperti dilaporkan Anadolu, Jumat.

Baca Juga

Selain mendorong komunitas internasional yang menurutnya belum berbuat cukup untuk mengakhiri pembantaian di Gaza, Presiden Erdogan mendesak semua pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan secara cermat guna membantu mencapai gencatan senjata segera di Gaza.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 meskipun ada resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuntut gencatan senjata segera.

Otoritas kesehatan setempat mencatat sekitar 36.600 warga Palestina telah terbunuh di Gaza yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Kemudian lebih dari 83.000 warga Palestina lainnya terluka. Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement