REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon jamaah haji Indonesia akan menjalani prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada 9 Dzulhijjah atau 15 Juni 2024. Selama wukuf, jamaah haji Indonesia akan berkumpul di satu tempat.
Tentunya antrean toilet atau kamar mandi tidak terhindarkan. Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) Syarief Hasan Lutfie mengimbau jamaah haji untuk mengatur pola makan dan minum agar tetap nyaman saat menjalankan wukuf.
Dokter Syarief mengatakan calon jamaah haji sebaiknya mengonsumsi buah dan sayur yang cukup. Selain itu, menghindari makanan yang berminyak.
"Mengatur juga pola buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Mengatur pola BAK bukan berarti tidak minum. Misalnya, saat akan ke toilet harus dicari jam-jam dimana jamaah tidak begitu menumpuk," katanya dalam media briefing daring mengenai 'Tips Kesehatan untuk para Calon dan Jemaah Haji' yang digelar Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Jumat (7/6/2024).
Dokter Syarief juga mengingatkan calon jamaah haji Indonesia minum setiap saat sebanyak-banyaknya. Ini untuk menghindari dehidrasi dan heat stroke karena cuaca panas ekstrem di tanah suci.
"Minum 8.000 cc setiap hari. Minum setiap saat dan sebanyak-banyaknya, kecuali untuk orang yang punya gangguan ginjal," ujarnya.
Cuaca saat wukuf diprediksi mencapai lebih dari 45 derajat celsius. Cuaca panas dan kelembapan yang rendah sangat berisiko pada jamaah karena bisa memicu permasalahan bagi orang dengan hipertensi dan gangguan paru. Cuaca panas juga bisa mengganggu ambang kesadaran dan psikologis jamaah.
Syarief mengingatkan jamaah sebaiknya menggunakan alat pelindung diri saat beraktivitas, menghidrasi diri dengan selalu membawa air minum, makan makanan sehat, dan tidak beribadah sunnah berlebihan hingga kelelahan.