Jumat 07 Jun 2024 16:05 WIB

Prangko dan Benda Filateli Senilai Rp 62,3 Miliar Dimusnahkan, Ini Penjelasan PT Pos

Prangko dan benda filateli tersebut merupakan stok lama keluaran mulai dari tahun 199

Rep: Antara/ Red: Arie Lukihardianti
Pemusnahan Prangko dan benda filateli di Bandung
Foto: Dok Republika
Pemusnahan Prangko dan benda filateli di Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Pos Indonesia (PosIND) memusnahkan sebanyak 22.189.873 buah prangko dan benda filateli lainnya dengan nilai sekitar Rp62,3 miliar di Pelataran Gudang Pusat, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Jumat (7/6/2024). Pemusnahan dilakukan dengan cara dicacah dan dilebur, disaksikan langsung oleh jajaran manajemen Pos Indonesia, perwakilan satgas pemusnahan prangko dan benda filateli. 

Menurut SVP Government and Corporate Business Pos Indonesia Hendra Sari, benda yang dimusnahkan terdiri atas Booklet dan Kemasan sebanyak 167.095 buah senilai intrinsik Rp 240.992.294 dengan harga Rp1.583.629.000. Kemudian porto dibayar sebanyak 23.268 senilai intrinsik Rp 31.097.682 seharga Rp137.480.000.

Baca Juga

Benda ketiga adalah prangko sebanyak 21.384.047 buah senilai intrinsik Rp 690.874.236 dengan harga Rp43.225.028.250. Keempat adalah Prangko Prisma sebanyak 615.463 senilai intrinsik Rp 1.203.732.862 dengan nominal rupiah Rp17.353.865.000.

“Total prangko dan benda filateli yang kami musnahkan sebanyak 22.189.873 buah dengan nilai intrinsik Rp 2.166.697.073. Jika di rupiahkan harganya sebesar Rp62.300.002.250,” ujar Hendra.

Menurutnya, prangko dan benda filateli tersebut merupakan stok lama keluaran mulai dari tahun 1998 hingga 2010. Benda tersebut sudah tidak layak jual karena rusak, gagal cetak, dan sudah tidak berlaku. 

Sebelum dilakukan pemusnahan, telah dilakukan tahapan, dimulai dengan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) penghapusan prangko. Satgas ini  melibatkan beberapa fungsi yaitu Satuan Auditor, Divisi Akuntansi dan Public Relations. 

Dengan pemusnahan prangko ini diharapkan dapat menambah kepercayaan masyarakat khususnya para filatelis maupun investor. Terlebih karena barang serupa yang dimiliki masyarakat saat ini menjadi berharga, karena jumlah barangnya yang berkurang. Disamping mengurangi beban simpan di gudang PT Pos Indonesia.

Diketahui, PT Pos Indonesia (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang jasa kurir dan logistik, jasa keuangan, serta property. Didirikan pada tanggal 26 Agustus 1746, PT Pos Indonesia (Persero) menjadi salah satu BUMN tertua di Indonesia.

Sejak 2023, perusahaan yang identik dengan logo burung merpati ini meresmikan merek dan logo barunya yang bertajuk POSIND. POSIND yang merupakan singkatan dari Pos Indonesia Integrated National Distribution merupakan wujud langkah transformatif Pos Indonesia sebagai perusahaan logistik yang dapat bersaing secara global.

Dalam melaksanakan pelayanan pos di Indonesia, perusahaan ini membaginya ke dalam enam daerah atau regional. Pembagian regional tersebut mencakup seluruh provinsi yang ada di Indonesia, yakni 42 Kantor Cabang Utama, 168 Kantor Cabang, dan 3.663 Kantor Cabang Pembantu.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement