REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gula tambahan telah menjadi sorotan sebagai bahan yang sebaiknya dihindari dalam pola makan modern. Rata-rata orang Amerika mengonsumsi sekitar 17 sendok teh gula tambahan setiap hari. Sebagian besar gula ini tersembunyi di dalam makanan atau minuman olahan yang dijual di pasaran, sehingga banyak orang tidak menyadarinya.
Gula tambahan biasanya berupa campuran gula sederhana seperti sukrosa, glukosa, atau fruktosa. Jenis lainnya seperti galaktosa, laktosa, dan maltose, yang lebih jarang ditemukan. Yang mengejutkan, setidaknya ada 56 nama yang berbeda untuk gula.
Semua gula ini mungkin merupakan faktor kunci dalam beberapa penyakit mematikan termasuk penyakit jantung dan diabetes. Gula memiliki banyak nama yang berbeda, jadi mungkin sulit untuk mengetahui berapa banyak gula yang terkandung dalam suatu makanan. Dilansir Healthline, Jumat (7/6/2024) berikut ini beberapa nama gula tambahan yang perlu diwaspadai:
1. Gula/sukrosa
Sukrosa adalah jenis gula yang paling umum. Sering juga disebut table sugar, ini adalah karbohidrat alami yang ditemukan dalam banyak buah dan tanaman. Sukrosa biasanya diekstrak dari tebu atau bit gula. Gula ini terdiri dari 50 persen glukosa dan 50 persen fruktosa yang terikat menjadi satu. Sukrosa ditemukan dalam banyak makanan. Beberapa di antaranya termasuk es krim, permen, pastries, cookies, soda, jus buah, buah kalengan, daging olahan, sereal, hingga saus tomat.
2. Sirup jagung tinggi fruktosa tinggi (High-Fructose Corn Syrup/HFCS)
HFCS adalah pemanis yang banyak digunakan, terutama di Amerika Serikat. Ini diproduksi dari pati jagung melalui proses industri.
Ada beberapa jenis HFCS yang mengandung fruktosa dalam jumlah yang berbeda-beda. Dua jenis yang paling umum digunakan dalam makanan dan minuman. Pertama, HFCS 55, jenis HFCS paling umum yang mengandung 55 persen fruktosa, hampir 45 persen glukosa, dan air.
Kedua, HFCS 42. Bentuk ini mengandung 42 persen fruktosa, dan sisanya adalah glukosa dan air. HFCS ditemukan di banyak makanan dan minuman, termasuk soda, roti, cookies, permen, es krim, kue, hingga sereal bar.
3. Sirop agave
Nektar agave atau sirup agave adalah pemanis yang sangat populer yang dihasilkan dari tanaman agave. Biasanya digunakan sebagai alternatif gula yang dianggap sehat karena tidak meningkatkan kadar gula darah sebanyak varietas gula lainnya.
Namun, nektar agave mengandung sekitar 70-90 persen fruktosa dan 10-30 persen glukosa. Nektar agave digunakan dalam banyak makanan yang diklaim sehat, seperti yogurt manis dan sereal bar.
4. Gula lain dengan glukosa dan fruktosa
Sebagian besar gula dan pemanis tambahan mengandung glukosa dan fruktosa. Berikut adalah beberapa contohnya: beet sugar, blackstrap molasses, brown sugar, buttered syrup, cane juice crystals, gula tebu, caramel, carob syrup, castor sugar, coconut sugar, gula halus, gula kurma, gula demerara, florida crystals, fruit juice.
Lalu ada konsentrat sari buah, golden sugar, golden syrup, grape sugar, madu, gula bubuk, invert sugar, sirup maple, molasses, muscovado sugar, panela sugar, rapadura, raw sugar, sirup sorghum, sucanat, treacle sugar, turbinado sugar, dan gula kuning (yellow sugar).
5. Gula dengan glukosa
Pemanis ini mengandung glukosa murni atau glukosa yang dikombinasikan dengan gula selain fruktosa. Gula lain ini mungkin termasuk gula lain seperti galaktosa, barley malt, brown rice syrup, sirup jagung, corn syrup solids, dekstrin, dekstrosa, diastatic malt, ethyl maltol, glukosa, padatan glukosa, laktosa, malt syrup, maltodextrin, maltose, dan rice syrup.
Cara paling efektif untuk mengurangi asupan gula adalah dengan mengonsumsi makanan yang utuh dan minim olahan. Namun, jika Anda memutuskan untuk membeli makanan kemasan, bacalah label pada kemasan untuk melihat kadar gula yang terkandung.