BANDUNG---Pasar tradisional di Kota Bandung, terus bebenah. Ini dilakukan, sebagai upaya modernisasi dan peningkatan efisiensi operasional pasar.
Perumda Pasar Juara pun, meluncurkan program transformasi digital untuk 37 pasar di Kota Bandung. Program ini resmi diluncurkan pertama di Pasar Sederhana, belum lama ini.
Menurut Direktur Utama Perumda Pasar Juara, Pradana Aditya Wicaksana, transformasi ini mencakup digitalisasi sistem pembayaran retribusi pedagang, penanganan keluhan, dan berbagai aspek operasional pasar.
"Alhamdulillah, respon dari masyarakat dan pedagang sangat positif," ujar Aditya di Kantor Perumda Pasar Kota Bandung, Jumat (7/6/2024).
Sistem ini, kata dia, memungkinkan pihaknya mengetahui status pembayaran retribusi pedagang secara real-time.
Perumda Pasar Juara, kata dia, bercita-cita menjadikan Bandung sebagai kota studi tiru dalam sistem tata kelola pasar. Sebagai kota distribusi utama di Jabar, Bandung memerlukan informasi dan respon cepat untuk perkembangan pasar yang pesat.
"Kami ingin pasar di Bandung menjadi tujuan wisata bagi pengunjung dari luar kota," katanya.a
Transformasi digital ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi dan pendapatan, tetapi juga memperkuat posisi Bandung sebagai kota distribusi dan tujuan wisata pasar yang inovatif dan modern.
Perumda Pasar Juara, kata dia, telah aktif menyosialisasikan sistem baru ini kepada warga Bandung, yang menyambutnya dengan baik.
Dukungan dari Pemerintah Kota Bandung juga terlihat dengan penghargaan sebagai kota Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang diraih baru-baru ini.
“Proyek transformasi ini dibagi berdasarkan wilayah: utara, selatan, barat, dan timur, dengan soft launching pertama di Pasar Sederhana di wilayah utara,” katanya
Aditya menjelaskan, target penyelesaian keseluruhan proyek transformasi digital ini adalah pada 1 September 2024.
Di sisi yang sama, Direktur Operasional dan Komersial Perumda Pasar Juara, Eliandi Sumar Dasuki menyampaikan, sistem ini juga membantu pengendalian inflasi dengan menyediakan data harga kebutuhan masyarakat dan daya serap sembako.
"Kami bekerja sama dengan Disdagin dan Bulog untuk menstabilkan harga sembako, memberikan kepastian harga bagi masyarakat," kata Eliandi.
"Ini sangat penting, terutama menjelang hari-hari besar seperti lebaran, harga sering mengalami fluktuasi," imbuhnya.
Eliandi menjelaskan, Digitalisasi juga bertujuan meningkatkan pendapatan dengan mengurangi kebocoran yang awalnya mencapai 78 persen menjadi hanya 22 persen.
Selain itu, inisiatif ini membantu mengurangi potensi pungli, berkat kerja sama dengan Cyber Pungli Jabar.
"Potensi pendapatan melalui BUMD sangat besar, dan kami optimis digitalisasi ini dapat memaksimalkan potensi tersebut," kata Eliandi.
Respon dari pedagang dan masyarakat terus positif, meskipun ada sedikit perbedaan dalam kebiasaan.
"Awalnya kami ragu, tapi ternyata mereka sangat antusias dengan sistem baru ini," kata Eliandi.
Dengan 37 pasar dan sekitar 27.000 ruang dagang, kata dia, sistem ini akan memastikan semuanya terdata dengan baik.