REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden meyakini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendengar kekhawatirannya atas serangan Tel Aviv ke Kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.
"Saya rasa dia mendengarkan saya," kata Biden kepada ABC News, Kamis (6/6).
"Mereka akan menyerbu Rafah dengan kekuatan penuh--menginvasi seluruh Rafah, memasuki kota, menguasainya, bergerak dengan kekuatan penuh. Namun, mereka belum melakukannya," ujar Biden, menambahkan.
Israel terus melancarkan serangan brutal di Gaza sejak serangan pada 7 Oktober tahun lalu oleh kelompok Palestina, Hamas, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Sekitar 36.600 warga Palestina tewas di Gaza dan lebih dari 83.000 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Delapan bulan selama perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur sementara warga setempat menghadapi krisis pangan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah.
Rafah sempat menjadi tempat perlindungan bagi sekitar satu juta warga Palestina sebelum Israel menyerbu kota tersebut pada 6 Mei 2024.