Jumat 07 Jun 2024 19:13 WIB
Rep: Bayu Adji P/ Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah melakukan proses revitalisasi di kompleks Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Revitalisasi itu diharapkan akan menambah perhatian dunia terkait keberadaan kompleks candi terbesar di Asia Tenggara itu.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menjelaskan, banyak temuan yang sudah didapatkan dari proses ekskavasi di KCBN Muarajambi. Sejumlah temuan membuktikan bahwa kompleks candi itu digunakan untuk kepentingan spiritual dan pendidikan.
Salah satu bangunan yang ditengarai menjadi pusat pendidikan di kawasan itu adalah Candi Kedaton. Dari penelitian yang ada, bangunan utama di kompleks Candi Kedaton merupakan tempat yang digunakan untuk semacam kampus pada zaman dahulu.
Adapun revitalisasi yang dilakukan di KCBN Muarajambi antara lain adalah pemugaran sejumlah kompleks candi, penataan lingkungan, pembangunan museum, juga pemberdayaan masyarakat sekitar. Salah satu kompleks candi yang dilakukan pemugaran pada tahun ini adalah Candi Koto Mahligai.
Kompleks candi yang dikelilingi tembok pagar dengan luasan 97,5 x 120 meter masih terasa rimbun, lantaran terdapat sejumlah pohon besar yang melindungi tempat itu dari sengatan panas matahari. Di dalamnya, terdapat dua buah bangunan besar yang sedang direkonstruksi oleh para pekerja.
Terdapat hal menarik dalam proses pemugaran di kompleks Candi Koto Mahligai itu. Pasalnya, terdapat beberapa pohon yang telah menutupi bangunan candi tetap dibiarkan, alih-alih ditebang.
Pohon yang tumbuh di atas struktur candi itu memang sengaja dipertahankan. Hal itu dilakukan karena kompleks itu merupakan hutan sebelum proses pemugaran dilakukan. Karena itu, pemugaran yang dilakukan dengan tetap menjaga kondisi ekosistemnya.
KCBN Muarajambi sendiri diperkirakan didirikan sekitar abad ke-7 hingga ke-13, selaras dengan periode kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Era ini menandai salah satu puncak perdagangan dan kebudayaan di Asia Tenggara. Luas area kompleks KCBN Muarajambi mencakup area sekitar 3.981 hektar. Fakta itu menjadikan situs KCBN Muarajambi sebagai salah satu kompleks cagar budaya terluas dan tertua di Asia Tenggara.
Videografer: Bayu Adji P