Jumat 07 Jun 2024 21:20 WIB

Pengaduan PPDB di Depok Didominasi Masalah Titik Koordinasi dan KK

Saat ini untuk PPDB jalur zonasi telah ditutup.

Rep: Antara/ Red: Arie Lukihardianti
Sejumlah orang tua siswa dan para calon siswa mendatangi sekaolah tujuan mereka untuk melakukan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 jenjang SMA, SMK dan SLB sekaligus menanyakan informasi seputar PPDB, di SMA Negeri 1 Bandung, Jalan Ir H Juanda, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (3/6/2024). Meski pendaftaran PPDB saat ini dilakukan secara online, namun banyak orang tua siswa tetap memilih untuk datang langsung ke sekolah tujuan, salah satunya untuk mendapatkan informasi lengkap dari pihak sekolah.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Sejumlah orang tua siswa dan para calon siswa mendatangi sekaolah tujuan mereka untuk melakukan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 jenjang SMA, SMK dan SLB sekaligus menanyakan informasi seputar PPDB, di SMA Negeri 1 Bandung, Jalan Ir H Juanda, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (3/6/2024). Meski pendaftaran PPDB saat ini dilakukan secara online, namun banyak orang tua siswa tetap memilih untuk datang langsung ke sekolah tujuan, salah satunya untuk mendapatkan informasi lengkap dari pihak sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK---- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Jawa Barat mengatakan pengaduan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2024/2025 didominasi oleh masalah penentuan titik koordinat dan kartu keluarga (KK).

"Wali murid yang mendaftarkan anaknya melalui jalur zonasi biasanya mengeluhkan di kartu keluarga (KK) yang diperbaharui maupun salah titik koordinat," ujar Tim Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) PPDB Tahun Ajaran 2024/2025 Kota Depok, Acu Setiawan, di kutip dari Antara, Jumat (7/6/2024).

Baca Juga

Saat ini, kata dia, pengaduan terkait PPDB Tahun Ajaran 2024/2025 sudah menurun dibanding beberapa hari sebelumnya, karena saat ini untuk PPDB jalur zonasi telah ditutup. Menurutnya, jika beberapa hari yang lalu rata-rata pengaduan offline mencapai 100 pengaduan, untuk kemarin dan hari ini pengaduan hanya mencapai 30-50 laporan.

"Waktu jalur zonasi dibuka, pengaduan online atau melalui whatsapp bisa mencapai 500. Saat ini sudah turun menjadi 100. Posko yang tadinya kami buka sebanyak lima desk, perlahan kami kurangi. Hari ini kami hanya buka satu posko," katanya.

Acu mengatakan, posko dibuka selama proses PPDB, mulai dari pra pendaftaran pada 1 Mei, hingga 10 Juni 2024. Posko atau helpdesk berada di lobi lantai 4 Kantor Disdik Kota Depok.

Selain ke Disdik, orang tua siswa bisa menghubungi helpdesk melalui Whatsapp di nomor 087744185582 atas nama Acu Setiawan. Operasionalnya pada jam kantor, yaitu pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Sementara itu tingkat SMA dan SMK Dinas Pendidikan Jawa Barat menginstruksikan agar pihak sekolah menerima pendaftaran secara offline jika memang pendaftaran online masih bermasalah dengan server.

"Iya kemarin ada kendala sistem, namun sekolah sudah diinstruksikan untuk menerima pendaftaran secara offline," kata Kepala Cabang Dinas (KCD) Wilayah II (Depok-Bogor) Dinas Pendidikan Jawa Barat, Asep Sudarsono.

Nanti setelah sistem normal kembali, kata Asep, pihak sekolah akan meng-input data pendaftar secara online. Asep berharap agar pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2024 berjalan bersih, jujur dan berkeadilan untuk menghasilkan calon pemimpin bangsa yang kompeten di bidangnya mulai dari calon siswa yang di seleksi sesuai aturan yang ada.

Untuk itu, kata dia, semua komponen harus mengawasi pelaksanaan PPDB SMA, SMK dan SLB sejak perencanaan, pendaftaran, seleksi dan hasil seleksi. Sehingga, semua dapat dilakukan secara transparan, walaupun nanti ada siswa yang tidak dapat diterima di sekolah negeri, bukan karena tersisih dizolimi oleh orang lain, tetapi karena daya tampung di sekolah negeri terbatas.

Sebelumnya diberitakan pada hari Senin (3/6) pertama jalur zonasi PPDB tingkat SMA negeri di Kota Depok, Jawa Barat mengalami error atau gangguan server, sehingga para calon siswa gagal untuk mendaftar. "Mau daftar SMA Negeri jalur zonasi sulit diakses. Nggak masuk-masuk," kata orang tua calon siswa SMA Negeri 1 Depok Agung.

Ia mengatakan, sudah mencoba mendaftar di rumah, ternyata tidak bisa masuk-masuk. Kemudian, mendatangi sekolah untuk mendaftar ternyata sama saja. "Selalu gagal daftar. Nah, ternyata tidak anak saya saja yang gagal daftar. Tapi, teman-temannya yang mau daftar juga sama, tidak bisa diakses," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement