REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO--Daihatsu Motor Co telah melaporkan kerugian operasional sebesar 5 miliar yen untuk tahun fiskal 2023, tinta merah pertama sejak tahun fiskal 1992, ketika Jepang berada dalam perlambatan ekonomi menyusul pecahnya gelembung aset negara tersebut.
Kerugian terbaru, setelah laba operasional sebesar 38 miliar yen pada tahun fiskal 2022, terutama disebabkan oleh penangguhan keempat pabrik kendaraan jadi domestik Daihatsu karena skandal penipuan pengujian. Daihatsu membukukan kerugian khusus sebesar 70 miliar yen untuk mengkompensasi produsen suku cadang yang terkena dampak.
Pada tahun yang berakhir Maret 2024, penjualan Daihatsu turun 20,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 1.181 miliar yen. Perusahaan berhasil memperoleh laba bersih sebesar 15 miliar yen berkat keuntungan selisih kurs dari pelemahan yen, namun angka tersebut turun 80,5 persen. Hasilnya dipublikasikan dalam lembaran negara resmi pemerintah pada hari Kamis.
Menurut data industri, penjualan kendaraan mini baru Daihatsu di Jepang turun 21,6 persen menjadi sekitar 443.000 unit pada tahun fiskal 2023, dan Suzuki Motor Corp mengambil alih posisi Daihatsu sebagai penjual kendaraan mini terbesar di negara itu untuk pertama kalinya dalam 18 tahun.