REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap II TA 2024 Kodim 0732/Sleman yang diadakan di Argomulyo, Kapanewon Cangkringan resmi ditutup pada Jumat (7/6/2024) pagi. Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo didampingi Dandim 0732/Sleman dan Kapolresta Sleman yang diwakili Wakapolresta Sleman juga meresmikan badan jalan hasil program TMMD Sengkuyung ini secara simbolis dengan memotong pita.
Bupati juga menyerahkan kunci secara simbolis kepada masyarakat penerima bantuan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Kustini mengucapkan terima kasih kepada TNI/Polri dan elemen masyarakat lainnya yang telah berpartisipasi menyukseskan program TMMD Sengkuyung ini. Ia berharap hasil dari program ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Argomulyo dan sekitarnya.
"Melalui program ini saya harapkan juga dapat semakin mempererat hubungan baik antara TNI dan masyarakat. Dengan adanya pembangunan talud, jalan, dan RTLH ini diharapkan dapat mendorong roda perekonomian masyarakat di sini," kata Kustini dalam keterangannya.
Komandan Kodim (Dandim) 0732/Sleman Letkol Arm Danny AP Girsang, mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan sejak 8 Mei hingga 7 Juni 2024. TMMD kali ini pihaknya membangun talud sepanjang 390 meter, membuat badan jalan dengan panjang 320 meter, serta membangun RTLH atas nama Kuswandi dan Sumirat.
"Selain itu, juga ada sasaran tambahan, yakni pembukaan jalan baru sepanjang 400 meter dengan lebar 5 meter," jelasnya.
TMMD ini juga menyasar pembangunan non fisik, di antaranya penyuluhan wawasan Kebangsaan, penyuluhan Kamtibmas dan Napza, penyuluhan pencegahan stunting, dengan meningkatkan posyandu dan posbindu penyakit tidak menular serta penyuluhan penanggulangan bencana alam.
Dijelaskan kegiatan ini turut melibatkan sejumlah elemen masyarakat, di antaranya TNI sebanyak 43 orang, Polri lima orang, Linmas sebanyak lima orang dan masyarakat 20 orang. Program TMMD ini didukung anggaran dari APBD DIY sejumlah 75 juta rupiah, APBD Kabupaten Sleman sejumlah 375 juta rupiah, dengan jumlah keseluruhan yakni 450 juta rupiah. Selain itu, ditambah dengan swadaya masyarakat berupa tenaga per hari 20 Orang dan logistik senilai Rp 25 juta.