Laporan Karta Raharja Ucu, Jurnalis Republika dari Makkah
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Serangan jantung masih menempati urutan pertama penyebab kematian jamaah haji Indonesia. Karena itu, jamaah diminta memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda gangguan jantung yang menyerang jamaah, agar mendapatkan penanganan medis lebih cepat dari Tim Kesehatan Haji Indonesia.
"Pengenalan dan deteksi dini gangguan jantung selama di Tanah Suci berguna untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian," kata Tim Kesehatan PPIH Arab Saudi, Ners Rendi Yoga Saputra saat diminta keterangan terkait kesiapan fisik yang harus disiapkan jamaah, Ahad (9/6/2024).
Untuk mengantisipasi gejala gangguan jantung, Rendi membagikan cara mudah mengenali adanya gangguan jantung bagi jemaah haji selama berada di tanah suci. Pertama, kata dia, kenali gejala yang mungkin muncul.
Gejala paling sering yang dialami jamaah adalah adanya nyeri pada dada seperti tertindih dan menjalar, dapat disertai pusing disertai muntah, kepala terasa sakit atau berat. "Jika jamaah haji merasakan atau melihat teman sekamarnya memiliki gejala tersebut, segera telepon TKHK (Tenaga Kesehatan Haji Kloter)," kata dia.
Kedua, kenali faktor risiko. Rendi berkata, untuk jamaah haji yang memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes dan kolesterol wajib meminum obat rutin dan kontrol pada TKHK ataupun dokter spesialis di Poli Risti di Sektor.
Hal ini, kata dia, bertujuan agar jamaah yang sedang dalam pengobatan dapat terpantau kondisinya. "Diabetes, hipertensi dan kolesterol yang tidak terkontrol dapat memicu munculnya gangguan jantung," ucap dia.
Ketiga, jamaah perlu mengetahui kapan harus memberi hak tubuh untuk beristirahat. Apalagi sebentar lagi adalah puncak ibadah haji yang memerlukan fisik yang prima. Karena itu Tim Kesehatan mengimbau untuk jamaah mendengarkan tubuhnya apabila tubuhnya sudah memberikn alarm untuk beristirahat.
"Tidak memaksakan diri pada ibadah sunnah, dan berfokus pada persiapan Arafah," ujar Rendi.