Senin 10 Jun 2024 07:02 WIB

Sambut Baik Kebijakan Murur di Muzdalifah, KBIHU: Demi Kemaslahatan Jamaah Haji

Jamaah haji harus menjaga kesehatan.

Jamaah haji Indonesia.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Jamaah haji Indonesia.

Oleh Muhyiddin dari Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Wakil Ketua Umum Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK KBIHU), Sunidja menyambut baik skema murur (melintas) yang akan diberlakukan tahun ini di Muzdalifah pada Puncak Haji 2024. Menurut dia, kebijakan murur ini diberlakukan demi kemaslahatan jamaah haji. 

Baca Juga

"Saya sangat menyambut baik tentang program murur. Kenapa? Karena ini demi kemaslahatan bagi jamaah haji. Karena murur itu 25 persen akan menyiapkan untuk para lansia dan disabilitas dan sebagainya," ujar Sunidja saat diwawancara di Makkah, Ahad (9/6/2024). 

Berdasarkan penyelenggaraan haji tahun lalu, jamaah haji Indonesia sempat tertahan di Muzdalifah. Karena itu, menurut dia, kebijakan murur ini menjadi solusi untuk kelancaran ibadah jamaah, khususnya jamaah risiko tinggi, jamaah lansia, jamaah disabilitas, dan para pendamping jamaah tersebut. 

"Ini sangat penting karena pengalaman yang lalu ini berakibat terlambatnya untuk mengangkut jamaah-jamaah sebelumnya. Dan gerakannya ini agak lambat sehingga kami sangat menyambut baik," ucap dia. 

Puncak Haji sendiri akan dimulai pada 9 Dzulhijjah atau 15 Juni 2024 mendatang. Empat hari sebelum itu, layanan bus sholawat yang selama ini melayani jamaah ke Masjidil Haram juha akan dihentikan sementara pada 5 Dzulhijjah 1445 H atau 11 Juni 2024 pada 12.00 Waktu Arab Saudi (WAS). 

Dia pun mengimbau kepada jamaah haji Indonesia untuk mengikuti aturan dan imbauan yang dikelurkan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tersebut. 

 

"Selama bus ini tidak jalan, kami imbau untuk jamaah tetap berada di hotel.  Dan sholatnya tentunya bisa di masjid di hotel atau masjid yang dekat dengan hotel," kata dia. 

 

Karena, tambah dia, untuk mengikuti rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) membutuhkan kondisi yang prima. "Untuk mempersiapkan puncak haji, memerlukan kondisi yang prima, memerlukan stamina, memerlukan kesehatan yang prima. Sehingga perlu ada waktu untuk istirahat, untuk menyiapkan tenaga," jelas dia. 

 

Sebelumnya, Direktur Bina Haji Ditjen PHU Kemenag, Arsyad Hidayat meminta kepada KBIHU untuk mengedukasi jamaah terkait kebijakan murur (melintas) di Muzdalifah yang mulai diberlakukan pada tahun ini. Menurut dia, kebijakan murur ini diambil dalam rangka menjaga dan menyelamatkan jiwa seluruh jamaah haji Indonesia serta kemaslahatan bersama.  

 

Namun, lanjut dia, sebaik apapun kebijakan ini disusun, jika tidak didukung oleh seluruh mitra, maka tidak akan berhasil dengan baik. "FK KBIHU adalah mitra Kemenag. Karenanya, kami berharap Bapak dan Ibu dapat turut serta memberikan edukasi  bagi jamaah terkait murur ini,” ujar Arsyad saat silaturrahim dengan pimpinan KBIHU di Masjid Hotel 602, Makkah, Sabtu (25/5/2024).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement