REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Media Israel melaporkan, adanya kekurangan pasokan tentara di komponen cadangan saat perang di Gaza memasuki bulan yang kesembilan. Berkurangnya kekuatan pasukan tersebut mendorong militer Israel mencari relawan untuk berperang di Gaza.
Berdasarkan sumber dari radio Israel, Aljazirah melaporkan, seorang tentara Israel kembali melakukan bunuh diri usai diperintahkan kembali berdinas militer di jalur Gaza. Sebelumnya, surat kabar Israel Haaretz mengungkapkan, sejak 7 Oktober, sepuluh perwira dan tentara telah melakukan bunuh diri, dengan beberapa di antaranya terjadi selama pertempuran di permukiman sekitar Gaza.
Pada pertengahan Maret lalu, tentara Israel mengakui menghadapi krisis kesehatan mental signifikan sejak tahun 1973. Mereka mengalami trauma akibat harus bertempur dengan kelompok perlawanan Palestina di jalur Gaza sejak operasi Badai Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober.
Bulan lalu, surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan, jajak pendapat internal militer menunjukkan hanya 42 persen perwira tetap yang ingin melanjutkan dinas militer setelah perang di Gaza. Angka tersebut turun dari 49 persen pada Agustus tahun sebelumnya.
Selain itu, laporan dari Israel menunjukkan adanya kekurangan tentara di pasukan cadangan saat perang memasuki bulan kesembilan, sehingga mendorong tentara Israel untuk mencari sukarelawan untuk berperang di Gaza, tulis Palestine Chronicle, Senin (9/6/2024).
Militer Israel telah melaporkan, sebanyak 3.763 tentara terluka sejak perang dimulai pada 7 Oktober. Ada 1.902 diantaranya cedera sejak dimulainya pertempuran darat pada 27 Oktober.
Korban tewas resmi tentara Israel mencapai 646 tentara dan perwira sejak perang dimulai, termasuk 294 orang tewas dalam pertempuran darat di Gaza.
Meski demikian, rumah sakit dan media Israel menyatakan bahwa jumlah korban sebenarnya lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Genosida di Gaza...