Senin 10 Jun 2024 15:29 WIB

Gerakan Boikot Masih Eksis dan Berefek Menyakitkan Bagi Perekonomian Israel

Kata BDS Indonesia, boikot dilakukan ke korporasi yang terlibat pendudukan Palestina.

Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah orang mengikuti aksi damai mendukung Gaza dan Palestina dan mengecam perusahaan yang mendukung Israel di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Ahad (9/6/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah orang mengikuti aksi damai mendukung Gaza dan Palestina dan mengecam perusahaan yang mendukung Israel di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Ahad (9/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BDS Indonesia, organisasi pionir gerakan global boikot, divestasi dan sanksi untuk Israel menyampaikan, perbedaan daftar boikot produk pro-Israel di antara organisasi gerakan boikot di level global berlatar pilihan kriteria dan prioritas atau sasaran boikot. Ketua BDS Indonesia, Muhammad Syauqi Hafiz organisasi yang dipimpinnya, saat ini memprioritaskan boikot langsung.

"Boikot dilakukan atas korporasi yang terlibat langsung dalam jalannya apartheisme dan pendudukan tanah Palestina di Israel, dengan tujuan agar bisa menghentikan gerak mesin perang Israel," kata Syauqi dalam siaran pers di Jakarta, Senin (10/6/2024).

Baca Juga

"Bagi kami, ini waktu perang. Tidak ada kata bermanis-manis lagi. Karena itu yang jadi prioritas boikot BDS adalah brand global semisal penyedia teknologi dan perusahaan investasi yang terlibat langsung dalam operasi apartheid dan genosida di Palestina," ujar Syauqi saat menjadi pembicara webinar yang digagas Working Group, sebuah lembaga nirlaba yang peduli pada isu Palestina.