Senin 10 Jun 2024 19:00 WIB

Bantul Gencarkan Gerakan 5.000 Jogangan Atasi Sampah Organik 

Sampah organik dikembalikan ke alam dengan cara dimasukkan ke jogangan.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Satria K Yudha
Bupati Bantul Halim Muslih saat membuat jogangan di Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, DIY.
Foto: Pemkab Bantul
Bupati Bantul Halim Muslih saat membuat jogangan di Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Kalurahan atau desa Caturharjo, Kabupaten Bantul, membuat 5.000 jogangan (lubang di tanah) untuk mendukung Gerakan Bantul Bersih Sampah 2025. Ribuan jogangan ini dibuat dengan tujuan mempercepat penyelesaian masalah sampah di daerah tersebut. 

“Di Caturharjo mempunyai metode 'Olah Sampah Coro Simbah' yaitu mengembalikan sampah organik ke alam dengan cara dimasukkan ke jogangan,” kata Lurah Caturharjo, Wasdiyanto dalam kegiatan Semarak Gerakan 5.000 Jagongan di Pendopo Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Bantul, belum lama ini. 

Wasdiyanto menyebut bahwa di Kalurahan Caturharjo sendiri sudah dilakukan pengolahan sampah dari rumah tangga. Sampah anorganik yang masih bernilai ekonomi dijual ke BUMKal, dan sampah residu diolah di Laboratorium Pengelolaan Sampah Kuroboyo. 

“Kemudian sampah organik dimasukkan ke jogangan (lubang di tanah). Selain menjadi pupuk kompos, jogangan ini juga bisa berfungsi sebagai resapan saat musim penghujan,” ucapnya.