Senin 10 Jun 2024 17:32 WIB

Diduga Jadi Korban Perundungan, Siswi SMK di Bandung Barat Alami Depresi Hingga Meninggal

Siti membawa anaknya ke dokter dan hasilnya divonis mengalami gangguan jiwa

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Ilustrasi Bullying
Foto: MGIT3
Ilustrasi Bullying

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Rekaman video yang memperlihatkan seorang siswi SMK kesehatan di Kabupaten Bandung Barat tengah terbaring sakit viral di media sosial, Senin (10/6/2024). Ia diduga menjadi korban perundungan oleh salah satu temannya di sekolah.

Dalam video tersebut, korban yang terbaring karena sakit bercerita kepada orang tua yang berada di hadapannya bahwa sering disuruh-suruh. Ia pun merasa malu diperlakukan seperti itu. "Neng disuruh-suruh terus, uwa," ucap korban sambil memeluk orang tua di depannya karena ketakutan.

Baca Juga

Sesekali korban berteriak histeris ketakutan. Bahkan, kerudung yang dipakai salah seorang ibu ditarik oleh korban hingga hampir lepas. "Kan lagi diobatin," ucap ibu tersebut yang berada di samping korban.

Informasi yang dihimpun, korban Nabila Fitri (18 tahun) siswa kelas 3 SMK. Korban tinggal di RT 05 RW 07 Kampung Centeng, Cihanjuang, Kabupaten Bandung Barat dan sudah meninggal dunia. 

Ibu korban Siti Aminah (42 tahun) mengaku anaknya diduga menjadi korban perundungan selama tiga tahun dengan bentuk hinaan, cacian hingga mengerjakan tugas sekolah. Pelaku diduga merupakan teman korban.

Ia mulai curiga anaknya menjadi korban perundungan setelah temannya melaporkan kejadian kepada dirinya. Siti mengaku aksi perundungan yang terjadi pada korban di antaranya dipaksa memasak padahal sedang tidur saat praktik kerja lapangan.

Namun anaknya meminta hal itu tidak dipermasalahkan. "Sebelum pagelaran kelulusan, tanggal 8 Mei Nabila mengeluh kepada saya (capek)," ucap dia, Senin (10/6/2024).

Ia mengatakan kondisi kesehatan anaknya setelah itu mengalami penurunan dan mulai murung, marah hingga sesekali memberontak.  Siti pun membawa anaknya ke dokter dan hasilnya divonis mengalami gangguan jiwa bahkan harus dirujuk ke rumah sakit jiwa. "Setelah dilakukan berbagai pengobatan, gak mengalami perubahan. Akhirnya anak saya meninggal dunia," katanya.

Pihaknya mengaku sudah mengikhlaskan kepergian anaknya. Namun, meminta agar peristiwa yang menimpa anaknya diusut oleh aparat kepolisian. Ia pun tidak mengetahui jika peristiwa yang menimpa anaknya viral di media sosial. "Kami sudah ikhlaskan, hanya untuk  pelaku harus diusut tuntas," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement