REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi tidak akan memberikan izin kepada jamaah calon haji yang hendak memasuki Tanah Suci di Kota Makkah tanpa membawa kartu pintar Nusuk pada puncak Musim Haji 1445 Hijriyah.
"Tidak boleh ada seorang pun yang masuk Tanah Suci pada musim haji kecuali mempunyai kartu Nusuk," kata Supervisor Project Nusuk Card Essam Qattan di Mekkah, Arab Saudi, Ahad (9/6/2024).
Selain dalam bentuk fisik, jamaah haji juga dapat menggunakan kartu Nusuk versi digital yang dapat diunduh melalui aplikasi Nusuk. Kartu Nusuk bakal dibagikan kepada calon jamaah haji setelah tiba di Arab Saudi tanpa terkecuali sehingga perlu terus dibawa.
Menurut dia, hingga saat ini, 95 persen jamaah yang tiba untuk berhaji telah mendapatkan kartu Nusuk dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Kartu pintar Nusuk memiliki banyak manfaat, antara lain memudahkan jamaah menemukan lokasi dan memberikan akses berbagai tempat suci saat berada di Makkah dan Madinah.
Dengan memindai kode QR yang ada di kartu tersebut, sejumlah data pribadi jamaah, mulai dari foto, nama, nomor visa serta penyedia layanan yang menerbitkan, hingga tempat dan tanggal lahir jamaah bisa dengan cepat diketahui otoritas terkait.
Kartu itu dilengkapi sejumlah fitur pengaman seperti gambar thermochromic yang akan hilang kala terpapar panas, tanda tersembunyi yang hanya terlihat saat terkena sinar ultraviolet, serta pola guilloche berupa jalinan warna-warna unik dalam garis-garis rumit.
Essam memastikan Kementerian Haji dan Umrah akan dengan mudah memverifikasi data pemegangnya, termasuk mengetahui kartu tersebut palsu atau tidak. Karena itu, dia menegaskan kartu tersebut menjadi salah satu hal penting yang wajib dimiliki jamaah untuk mendapatkan izin menunaikan ibadah haji tahun ini.
"Kartu Nusuk menjadi salah satu hal penting untuk memasuki Tanah Suci. Setiap orang yang masuk ke dalam bus (menuju Tanah Suci) harus mempunyai kartu tersebut dan tidak boleh masuk ke sana tanpa kartu tersebut," kata dia.