Selasa 11 Jun 2024 00:12 WIB

Tato Permanen Tingkatkan Risiko Kanker Darah, Berpotensi Mematikan

Peneliti menunjukkan, tinta tato mengandung bahan kimia karsinogenik.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Tato permanen (ilustrasi). Sebuah penelitian terbaru menunjukkan tato dapat meningkatkan kemungkinan terkena limfoma ganas yaitu kanker darah yang berpotensi mematikan.
Foto: Antara/R. Rekotomo
Tato permanen (ilustrasi). Sebuah penelitian terbaru menunjukkan tato dapat meningkatkan kemungkinan terkena limfoma ganas yaitu kanker darah yang berpotensi mematikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Popularitas tato telah meningkat selama beberapa dekade terakhir, di mana banyak anak muda Indonesia memiliki setidaknya satu tato permanen di tubuhnya. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan tato dapat meningkatkan kemungkinan terkena limfoma ganas yaitu kanker darah yang berpotensi mematikan.

Dipublikasikan dalam jurnal Clinical Medicine, para peneliti Swedia menemukan orang yang memiliki tato memiliki risiko 21 persen lebih tinggi untuk didiagnosis dengan limfoma dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki tato. Hubungannya sangat kuat untuk dua subtipe limfoma yang paling umum yaitu limfoma sel B besar yang menyebar dan limfoma folikuler.

Baca Juga

"Kami belum tahu mengapa hal ini terjadi. Kami hanya bisa berspekulasi bahwa tato, berapapun ukurannya, memicu peradangan ringan di dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat memicu kanker. Dengan demikian, gambarannya lebih kompleks daripada yang kami duga sebelumnya,” kata pemimpin studi Christel Nielsen, seorang peneliti di Lund University, seperti dilansir Study Finds, Selasa (11/6/2024).

Studi ini juga menemukan bahwa orang-orang yang mendapatkan tato pertama mereka kurang dari dua tahun sebelum diagnosis limfoma, memiliki risiko kanker darah 81 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak bertato. Lalu mereka yang mendapatkan tato pertama 11 tahun atau lebih sebelum didiagnosis juga memiliki risiko limfoma 19 persen lebih tinggi.