Selasa 11 Jun 2024 10:00 WIB

Gelombang Panas India Semakin Parah, Delapan Orang Meninggal Dunia dalam 72 Jam Terakhir

Fenomena ini dipicu memburuknya perubahan iklim yang disebabkan aktivitas manusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
 Warga India menyiram muka dengan air dari jaringan pipa di negara bagian Uttar Pradesh. Gelombang panas di India semakin mengkhawatirkan dan terus menelan korban jiwa.
Foto: AP/Rajesh Kumar Singh
Warga India menyiram muka dengan air dari jaringan pipa di negara bagian Uttar Pradesh. Gelombang panas di India semakin mengkhawatirkan dan terus menelan korban jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, BHUBANESWAR -- Kondisi gelombang panas di India semakin mengkhawatirkan. Pemerintah India mengungkapkan, ada setidaknya sebanyak delapan orang yang meninggal dunia dalam 72 jam atau tiga hari terakhir akibat heat stroke atau serangan panas di negara bagian Odisha. 

Departemen cuaca nasional India memprediksi cuaca panas masih akan berlangsung negara bagian itu selama pekan ini. Departemen Meteorologi India (IMD) mendeklarasikan adanya gelombang panas di Odisha ketika suhu udara di negara bagian itu naik sekitar 4,5 sampai 6,4 derajat Celsius dari biasanya. Pada Senin (10/6/2024), Ibu kota Odisha, Bhubaneswar mencatat suhu maksimal di kota itu mencapai 39 derajat Celcius.

Baca Juga

Pusat operasi kedaruratan Odisha mengatakan, selama musim panas ini sekitar 159 orang diduga mengalami heat stroke. Lembaga itu menambahkan serangan cuaca panas menyebabkan kematian sebanyak 41 orang.

"33 kasus (yang diduga serangan panas matahari) sedang diselidiki di tingkat distrik," kata pusat operasi kedaruratan Odisha dalam pernyataannya.

India dan beberapa negara lain di Asia mengalami musim panas dengan suhu yang tidak biasanya. Ilmuwan mengatakan fenomena ini dipicu semakin memburuknya perubahan iklim yang disebabkan aktivitas manusia.

IMD memprediksi gelombang panas akan berlanjut di utara dan timur India dalam beberapa hari ke depan. Pekan lalu, media lokal melaporkan India mencatat sejak Maret sampai Mei lalu sekitar 25 ribu kasus dan 56 kematian yang diduga terkait serangan panas.

Di sejumlah daerah di Delhi, mencatat suhu mencapai 49,9 derajat Celcius pada awal bulan ini. Kota itu sudah dilanda kelangkaan air karena suhu udara maksimal mencapai sekitar 44 derajat Celcius.

IMD mengatakan hujan yang lebih awal di selatan negara bagian Kerala pada 30 Mei dan berlanjut ke negara bagian Maharashtra di barat yang meliputi India selatan, mungkin akan meredekan gelombang panas pada akhir bulan. 

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement