Selasa 11 Jun 2024 18:29 WIB

OKI: Israel Bantai 2.000 Warga Sipil Palestina per Bulan di Tahun 2024

Lebih dari 37 ribu warga Gaza, Palestina, syahid sejak serangan Israel Oktober 2023.

Seorang ayah meratapi dan memeluk jenazah anggota keluarganya yang gugur di RS Al-Aqsa Martyrs, Deir al Balah, Jalur Gaza, Senin, 10 Juni 2024.. Hingga kini, militer Israel terus melakukan genosida.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Seorang ayah meratapi dan memeluk jenazah anggota keluarganya yang gugur di RS Al-Aqsa Martyrs, Deir al Balah, Jalur Gaza, Senin, 10 Juni 2024.. Hingga kini, militer Israel terus melakukan genosida.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Observatorium Media Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) merilis laporan terbaru tentang agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Lembaga tersebut menemukan, entitas zionis itu secara sistematis membantai warga sipil setempat, terutama pada Februari, Maret, April, dan Mei tahun 2024, dengan laju yang sama, yakni sekitar dua ribu korban jiwa per bulan.

Observatorium OKI mencatat pembunuhan sebanyak 3.163 jiwa warga Palestina pada Februari; 2.790 jiwa pada Maret; 1.788 jiwa pada April; dan 1.780 jiwa pada Mei. Ini mengungkapkan, Israel dengan sengaja dan konsisten meningkatkan tekanan terhadap Palestina. Di samping itu, entitas zionis ini juga melakukan hambatan-hambatan penyeluran bantuan kemanusiaan sebanyak mungkin dan menargetkan serangan terhadap sektor kesehatan di Gaza.

Baca Juga

Observatorium OKI mencatat, pembantaian yang dilakukan militer Israel (IDF) mencapai puncaknya pada Oktober 2023 dengan 8.635 orang Palestina menjadi syuhada. Pada November 2023, sebanyak 6.619 orang terbunuh. Pada Desember 2023, korban jiwa mencapai 7.021 orang. Adapun 5.031 orang dibantai tentara zionis pada Januari 2024.

"Semuanya dibunuh selama operasi militer Israel yang menerapkan taktik bumi hangus, opsi yang sudah disiapkan pasukan darat (IDF) dalam empat bulan pertama agresi di Gaza," demikian kutipan laporan Observatorium OKI, Selasa (11/6/2024).

Pada periode 4 hingga 9 Juni 2024, OKI mencatat sebanyak 605 warga sipil Palestina dibantai IDF, sedangkan 1.765 orang luka-luka. Pembantaian terbesar dalam kurun waktu itu terjadi di kompleks pengungsian Nuseirat. Sebanyak 283 orang dibantai dan 816 orang lainnya luka-luka akibat pengeboman yang dilakukan IDF melalui udara, laut, dan darat.

Total korban jiwa akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober 2023 di Jalur Gaza mencapai 37.333 orang. Angka itu belum termasuk yang tidak sempat terdata. Dan,ini tidak berarti bahwa hanya Gaza yang ditarget IDF.

Di Tepi Barat, terutama Kota Jenin, IDF membunuh 10 warga Palestina. Tentara zionis juga menahan 166 warga Palestina. Sekurang-kurangnya, 13 unit rumah di Hebron, Yerusalem, dan Jenin, dihancurkan. Begitu pula dengan sebuah bangunan tiga lantai di Yerusalem.

Masjid al-Aqsha pun menjadi sasaran penggerebekan setiap hari. Pasukan IDF melancarkan gelombang penahanan besar-besaran terhadap warga Palestina bersamaan dengan pawai bendera yang dipimpin oleh Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben Gvir, dan beberapa politikus ekstremis Yahudi sayap kanan.

Mereka mendatangi Lapangan Al-Buraq, yang berdekatan dengan al-Aqsha, dan menyerang beberapa warga Palestina serta jurnalis. Hal itu dilakukannya sembari meneriakkan slogan-slogan yang menghasut untuk membantai warga Arab dan membakar kota-kota Palestina pada Rabu (5/6/2024).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement