Kamis 13 Jun 2024 09:15 WIB

Tips Kesehatan Jamaah untuk Ibadah pada Puncak Haji

Jamaah harus jaga kesehatan jelang puncak haji.

Jamaah haji melakukan tawaf.
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Jamaah haji melakukan tawaf.

Oleh Muhyiddin dari Makkah Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Seluruh jamaah calon haji (Calhaj) Indonesia saat ini sudah berada di Makkah untuk mengikuti rangkaian ibadah pada Puncak Haji yang akan dimulai pada 15 Juni 2024 mendatang. Jamaah pun diimbau untuk selalu menjaga kesehatannya. 

Baca Juga

Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang bertugas menjadi petugas haji di Makkah, dr Evan Gintang mengatakan, salah satu tips agar kesehataan jamaah bisa tetap terjaga untuk menuju Puncak Haji yaitu dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan beristirahat.

"Jamaah agar mengkonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup," ujar dia saat diwawancar di Sektor 5, Makkah, Selasa (11/6/2024). 

Cuaca di Makkah sendiri saat ini sudah mencapao 45° celcius dan jamaah haji yang beribadah di Masjidil Haram sangat padat. Karena itu, dia mengimbau kepada jamaah agar tidak memaksakan diri untuk ke Masjidil Haram, khususnya jamaah lansia. 

Jika mengalami gejala seperti tidak bisa tidur dan malas makan, ia menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan haji. Karena, menurut dka, gejala yang muncul itu merupakan peringatan bahwa lansia tersebut membutuhkan perhatian lebih lanjut.  

“Jamaah yang punya penyakit, dikonsultasikan kesehatannya kepada petugas kesehatan, sehingga pada saat masuk Armuzna, jamaah haji dalam kondisi fit dan tidak mengalami penurunan fungsi tubuh karena sakitnya,” kata dr Evan. 

Setelah menjalankan ibadah di Armuzna, dia pun meminta kepada jamaah agar mengukur kemampuan fisiknya dan mengetahui cara menghadapi terik panas matahari. Misalnya, jamaah bisa menggunakan alat pelindung diri seperti payung, sun spray, dan lap basah. 

Selain itu, jamaah juga diminta membawa botol semprotan air dan lap basah, “Paling sering kejadian saat Armuzna adalah heat stroke karena tubuh terlalu panas dan menyebabkan gangguan kesadaran hingga pingsan. Kita harus melindungi diri dari paparan panas," jelas dr Evan.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement