Rabu 12 Jun 2024 08:37 WIB

Singapore Airlines Tawarkan Rp 407 Juta kepada Korban Turbulensi

Kompensasi diberikan kepada korban turbulensi yang memerlukan perawatan lanjutan.

Pesawat Boeing 777-300ER milik Singapore Airlines, diparkir setelah penerbangan SQ321 London-Singapura yang mengalami turbulensi parah, di Bandara Internasional Suvarnabhumi, dekat Bangkok, Thailand.
Foto: AP Photo/Sakchai Lalit
Pesawat Boeing 777-300ER milik Singapore Airlines, diparkir setelah penerbangan SQ321 London-Singapura yang mengalami turbulensi parah, di Bandara Internasional Suvarnabhumi, dekat Bangkok, Thailand.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Singapore Airlines menawarkan kompensasi hingga 25 ribu dolar AS (Rp 407,5 juta) kepada penumpang yang terluka dalam penerbangan yang mengalami turbulensi pada Mei dalam perjalanan dari Inggris ke Singapura. Nilai ini ditujukan bagi penumpang dengan luka berat dan memerlukan perawatan medis jangka panjang.

“Penumpang yang dinilai secara medis mengalami cedera serius, memerlukan perawatan medis jangka panjang dan meminta bantuan keuangan akan diberikan pembayaran di muka sebesar 25.000 dolar AS untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka,” kata maskapai tersebut, Selasa (11/6/2024).

Baca Juga

Bagi penumpang yang menderita luka serius akibat insiden tersebut, maskapai telah mengundang korban untuk mendiskusikan tawaran kompensasi ketika mereka sudah sehat dan siap melakukan pembicaraan.  Kompensasi itu, menurut maskapai, ditujukan untuk memenuhi kondisi spesifik penumpang.

“Ini akan menjadi bagian dari kompensasi akhir yang akan diterima para penumpang tersebut,” kata Singapore  Airlines melalui pernyataan. 

Sedangkan bagi penumpang yang mengalami luka ringan akibat insiden tersebut, pihak maskapai telah menawarkan kompensasi sebesar 10.000 dolar AS (Rp 163 juta).

Penerbangan Singapore Airlines SQ321 dari London ke Singapura mengalami turbulensi parah yang membuat pilot melakukan pendaratan darurat di ibu kota Thailand, Bangkok. Kejadian tersebut mengakibatkan satu penumpang meninggal dan banyak lainnya luka-luka.

Maskapai itu juga telah mengembalikan sepenuhnya biaya tiket pesawat kepada penumpang. Pihaknya juga memberikan bantuan tunai kepada semua penumpang untuk memenuhi pengeluaran biaya setelah mereka berangkat dari Bangkok.

Penyelidik telah menemukan bahwa penurunan ketinggian menjadi penyebab di balik turbulensi udara selama penerbangan.

Tim penyelidik dari Singapura, yang didampingi para pejabat Amerika Serikat dan Boeing, mengatakan gaya gravitasi penerbangan juga “berfluktuasi” yang mengakibatkan turbulensi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement