REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengatakan Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir telah berhasil menjalankan lima prioritas utama sebagai fokus dalam transformasi BUMN. Lima prioritas tersebut meliputi peran BUMN terhadap ekonomi dan sosial, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi, dan pengembangan talenta.
"Prioritas ini dilengkapi core values, Akhlak menjadi kunci dalam memenuhi tuntutan BUMN ke depan," ujar Yudo dalam seminar bertajuk "Analisis Kinerja dan Prospek BUMN Masa Depan" di Jakarta, Selasa (11/6/2024).
Yudo menyampaikan, BUMN dipaksa untuk melakukan perubahan model bisnis yang sesuai dengan perkembangan zaman. Yudo mengatakan, hal ini merupakan komitmen BUMN untuk adaptif terhadap situasi ekonomi dan pasar terkini. "Model bisnis yang tidak relevan itu tidak bisa lagi dilanjutkan," ucap Yudo.
Yudo menilai, lima prioritas tersebut menjadi dasar dalam merampingkan jumlah BUMN. Yudo menyebut langkah konsolidasi melalui holding maupun merger menjadi terobosan besar dalam mengintegrasikan potensi kekuatan BUMN.
"Dengan klasterisasi, merger, holding, kita bisa lihat dari 108 BUMN menjadi 41 BUMN, sebetulnya ini tidak mudah tapi ini komitmen mendorong BUMN agar lebih lincah dan meningkatkan value BUMN itu sendiri," sambung Yudo.
Yudo menyampaikan, penerapan lima prioritas ini sejalan dengan penguatan tata kelola perusahaan yang baik dan peningkatan manajemen risiko dari setiap BUMN. Yudo menekankan penguatan tata kelola dan manajemen risiko menjadi salah satu fondasi utama keberhasilan transformasi BUMN.
"Hal itu menjadi kunci apa yang sudah dilakukan melalui kebijakan dari Kementerian BUMN dan diimplementasikan oleh masing-masing BUMN," kata Yudo.