Jumat 14 Jun 2024 07:45 WIB

Perintah Menteri Agama terkait Puncak Haji

Jamaah haji lansia dan risti akan murur di Muzdalifah.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas
Foto: MCH 2024
Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas

Oleh Karta Raharja Ucu dari Makkah Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas meninjau kesiapan layanan dan fasilitas bagi jamaah Indonesia di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Di Muzdalifah, yang menjadi tempat pelaksanaan mabid (bermalam) jamaah setelah menyelesaikan ibadah wukuf di Arafah, Menag Yaqut dan rombongan meninjau lokasi pembangunan toilet yang membuat area mabid berkurang.

Baca Juga

Gus Men, sapaan akrab Menag, juga berdiskusi dengan jajarannya dan mashariq perihal pelaksanaan skema murur. Lewat skema ini, sebagian jamaah, khususnya jamaah dengan risiko tinggi, jamaah lansia, dan jamaah disabilitas tidak bermalam di Muzdalifah, tetapi hanya melintas saja dari atas bus untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Mina.  

Menurut Gus Men, pembangunan toilet ini membuat area mabid di Muzdalifah berkurang hingga dua hektare. Akibatnya, ruang bagi jemaah untuk melaksanakan mabid berkurang. Dari sebelumnya 0,54 meter persegi, kini hanya tinggal 0,29 meter persegi.

”Tentu, dengan luas ini tidak memungkinkan jamaah untuk bisa nyaman (bermabid). Maka, kami ambil skema murur,” kata Gus Men di Makkkah.

Soal penerapan murur, Kementerian Agama (Kemenag) sudah mengonsultasikannya kepada para ulama maupun sejumlah ormas islam. ”Semua memberi dukungan atas pilihan ini. Demi kenyamanan dan keselamatan jamaah,” ujarnya.

Potensi kepadatan jamaah di Muzdalifah memang jadi salah satu atensi Menag. Di sana, dia sempat menanyakan antisipasi kepadatan jamaah selama Armuzna kepada pimpinan masyariq yang diwakili Amin Indragiri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement