REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Menjelang perayaan Idul Adha pekan depan, tentara penjajahan Israel (IDF) masih terus membombardir Jalur Gaza, menewaskan warga sipil dan memperluas bencana kelaparan. Hari yang mestinya penuh suka cita itu dibayangi kehancuran, kematian, dan kesulitan hidup akibat sembilan bulan tanpa henti serangan brutal penjajah.
Tahun lalu, warga Gaza merayakan Idul Adha penuh kegembiraan. The New Arab melaporkan saat itu, di pagi hari puluhan ribu jamaah, termasuk perempuan dan anak-anak, berbondong-bondong ke masjid dan lapangan untuk melaksanakan salat Idul Adha . Mereka saat itu mendengarkan khotbah, yang sebagian besar mendesak perlunya rekonsiliasi Palestina dan diakhirinya perpecahan di antara faksi-faksi.
Usai salat Id, warga Palestina bergegas menuju rumah jagal dan kemudian membagikan sepertiga daging kurban kepada sanak saudara dan sepertiganya kepada fakir miskin, sedangkan sepertiga terakhirnya untuk keluarga, sesuai ketentuan di agama Islam.
Di sebagian wilayah Timur Tengah, Idul Adha adalah hari raya yang biasanya lebih meriah ketimbang Idul Fitri. Perayaannya bisa berlangsung tanpa henti selama sepekan, tak seperti Idul Fitri yang biasanya langsung disusul puasa sunnah Syawal setelah hari pertama Lebaran.