REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Nama Soekarno harum di Arafah. Alasannya, kehadiran ribuan pohon mindi yang membuat tempat wukuf umat Islam pada puncak haji tersebut semakin rimbun.
Pohon mindi merupakan warisan abadi Soekarno di Arafah. Saat ini panasnya Padang Arafah yang terkenal buas, menjadi lebih teduh dengan keberadaan pohon Soekarno.
Sejak zaman Nabi Adam alaihissalam, Nabi Ibrahim alaihissalam, hingga Rasulullah shallallahu alahi wassalam, luas Padang Arafah tidak pernah berubah. Luasnya sekitar 12 km persegi. Namun bedanya, jika dahulu tak ada tempat berteduh di Arafah, di era sekarang jamaah haji bisa bertafakur di tenda-tenda yang sudah disiapkan Kerajaan Arab Saudi.
Soekarno yang pernah merasakan ganasnya panas di Padang Arafah punya ide brilian. Putra Sang Fajar itu mengusulkan kepada Raja Arab Saudi Saud bin Abdulaziz al Salad untuk menanami Arafah dan Kota Makkah dengan pohon yang rindang dan bisa hidup di padang pasir. Saran Soekarno itu kemudian menginspirasi penanaman pohon di Arafah melalui proyek kesejahteraan Wakaf (endonment) yang diprakarsai oleh Abdul Rahman Fakieh, seorang pengusaha Arab.