Oleh Karta Raharja Ucu dari Makkah Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, ARAFAH -- Pemberangkatan jamaah haji Indonesia dari Kota Mekkah ke Arafah sudah rampung. Selain jamaah yang mengikuti safari wukuf, semuanya kini sudah berada di Arafah.
Proses pemberangkatan dari hotel di Makkah berlangsung pada Jumat, 14 Juni 2024, pukul 06.00 Waktu Arab Saudi. Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid mengatakan, jamaah kloter terakhir sudah meninggalkan Mekkah menuju Arafah pada pukul 03.00 pagi Waktu Arab Saudi. "Alhamdulillah ini sesuai dengan jadwal yang kita rencanakan,” kata dia di Arafah, Sabtu (15/6/2024).
Rombongan terakhir yang berangkat menuju Arafah adalah bus yang membawa kelompok terbang 15 Embarkasi Padang (PDG-15). Tiba di Arafah, mereka langsung menempati tenda yang telah disiapkan.
"Saat ini 553 kloter sudah berada di Arafah. Mereka sudah menempati tenda masing-masing. Insya Allah besok semua akan menjalani wukuf di Arafah,” sebutnya.
Jamaah haji Indonesia yang akan menjalani safari wukuf baru akan diberangkatkan ke Arafah pada hari Sabtu sekitar jam 11.00 Waktu Arab Saudi.
Doa saat wukuf
Wukuf di Arafah adalah saat-saat paling istimewa manusia di hadapan Tuhannya. Selama berada di tanah tandus yang dipenuhi jutaan manusia tersebut dari matahari tergelincir hingga matahari terbenam pada 9 Dzulhijjah, jamaah haji dapat memohon doa apa saja kepada Allah Sang Khalik.
Dikutip dari buku Amalan Awal Dzulhijjah hingga Hari Tasyrik Oleh Muhammad Abduh Tuasikal, Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah ﷺ bersabda,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYA-IN QODIIR (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi no. 3585; Ahmad, 2:210, Ash-Shahihah, no. 1503, 4:8).