REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Pertemuan kelompok negara kaya G7 dianggap tidak menghasilkan komitmen untuk mengambil tindakan nyata dalam mengatasi perubahan iklim. Aktivis lingkungan mengatakan pemimpin-pemimpin G7 hanya memberikan janji "kosong" untuk mengambil langkah nyata mengatakan tiga krisis" yakni perubahan iklim, polusi dan hilangnya keanekaragaman hayati.
"Menjelang COP29 (pertemuan iklim PBB) dan dunia menghadapi dampak semakin buruknya perubahan iklim, tidak bisa membuang-buang waktu," kata juru kampanye organisasi lingkungan 350 org Candice Fortin seperti dikutip dari Common Dreams, Sabtu (15/6/2024).
"Bila AS (Amerika Serikat) ingin membanggakan dirinya sebagai 'pemimpin dunia,' mereka harus menunjukkan bagaimana akan membayar utang iklimnya pada negara-negara rentan perubahan iklim yang paling terdampak pada perubahan iklim tanpa dana yang diperlukan untuk adaptasi," tambah Fortin.
Dalam rancangan pernyataan yang akan disampaikan pertemuan usai pertemuan tersebut AS, Inggris, Prancis, Kanada, Jepang dan Jerman dan Italia di Bari, Italia, sepakat menghapus penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara dalam sistem energi secara bertahap selama paruh pertama tahun 2030-an.