Ahad 16 Jun 2024 06:04 WIB

Di Tengah Perang Gaza, Bagaimana Media Israel 'Bercerita' tentang Haji?

Warga Gaza tidak bisa ikut serta dalam menjalankan ibadah haji tahun ini.

Umat Muslim berkumpul saat melakukan wukuf di Arafah saat pelaksanaan puncak ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, Sabtu (15/6/2024). Jutaan umat muslim berkumpul di Padang Arafaf untuk melaksanakan prosesi wukuf.
Foto: AP Photo/Rafiq Maqbool
Umat Muslim berkumpul saat melakukan wukuf di Arafah saat pelaksanaan puncak ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, Sabtu (15/6/2024). Jutaan umat muslim berkumpul di Padang Arafaf untuk melaksanakan prosesi wukuf.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lebih dari dua juta Muslim dari seluruh dunia baru saja menjalankan ibadah wukuf di Arafah pada Sabtu (15/6/2024). Sedikit dari mereka berasal dari Palestina, bahkan ada warga dari Gaza, yang masih menghadapi kampanye genosida Israel.

Lantas, bagaimana media Israel melaporkan tentang peristiwa haji yang sedang berlangsung di Makkah? Berikut kutipan artikel dari Times of Israel yang dipublikasikan pada 14 Juni 2024 lalu.

Baca Juga

Di tengah suhu yang terik, jamaah Muslim di Makkah berkumpul di tenda besar di padang pasir pada Jumat, yang secara resmi membuka ibadah haji tahunan. Menjelang perjalanan, mereka mengelilingi Ka'bah berbentuk kubus di Masjidil Haram, situs paling suci umat Islam.

Lebih dari 1,5 juta jamaah haji dari seluruh dunia telah berkumpul di dan sekitar Makkah untuk menunaikan ibadah haji, dan jumlah tersebut masih terus bertambah karena semakin banyak jamaah dari dalam Arab Saudi yang bergabung. Pemerintah Saudi memperkirakan jumlah jamaah haji akan melebihi 2 juta tahun ini.

Haji tahun ini terjadi dengan latar belakang perang Israel-Hamas di Jalur Gaza, yang dimulai pada 7 Oktober, ketika ribuan teroris (diksi dari Times of Israel/Republika menyebut pejuang) menyerbu Israel selatan.

photo
Houthi supporters step on US and Israeli flags on the ground during a protest against the US and Israel, and in solidarity with the Palestinians, in Sanaa, Yemen, 29 March 2024. Thousands of Houthi supporters participated in a protest against the United States and Israel and to show their solidarity with the Palestinians of Gaza amid the ongoing conflict between Israel and Hamas. The protest came just a day after the Houthis’ top leader, Abdul-Malik al-Houthi, vowed to keep up missile and drone attacks against shipping lanes in the Red Sea and the Gulf of Aden in support of the Palestinians in Gaza. In light of increased maritime security threats, the US has designated the Houthis as a Specially Designated Global Terrorist Group. - (EPA-EFE/YAHYA ARHAB)

Warga Palestina di Gaza tidak dapat melakukan perjalanan ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji tahun ini, karena Mesir telah menutup penyeberangan Rafah sejak Israel memperluas serangan daratnya ke kota Rafah di bagian selatan Jalur Gaza bulan lalu.

Pihak berwenang Palestina mengatakan 4.200 jamaah dari Tepi Barat tiba di Makkah untuk menunaikan ibadah haji, dan pihak berwenang Saudi mengatakan 1.000 lagi dari keluarga warga Palestina yang tewas atau terluka dalam perang di Gaza juga tiba untuk menunaikan ibadah haji atas undangan Raja Salman dari Arab Saudi. 1.000 orang yang diundang sudah berada di luar Gaza – sebagian besar di Mesir – sebelum penutupan penyeberangan Rafah.

Haji tahun ini juga diikuti jamaah asal Suriah yang melakukan perjalanan ke Mekkah dengan penerbangan langsung dari Damaskus untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Langkah ini merupakan bagian dari mencairnya hubungan antara Arab Saudi dan Suriah yang dilanda konflik. Warga Suriah di daerah yang dikuasai pemberontak biasa melintasi perbatasan ke negara tetangga Turki dalam perjalanan melelahkan, mereka ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.

“Ini adalah hal yang wajar: jamaah berangkat haji langsung dari negara asalnya,” kata Abdel-Aziz al-Ashqar, koordinator rombongan jamaah asal Suriah yang meninggalkan Damaskus tahun ini untuk menunaikan ibadah haji.

Ibadah haji adalah salah satu dari Lima Rukun Islam. Semua Muslim diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji lima hari setidaknya sekali dalam hidup mereka jika mereka mampu secara fisik dan finansial untuk melakukannya. Ini adalah pengalaman spiritual yang mengharukan bagi jamaah haji yang beriman. ini menghapuskan dosa dan membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan sambil menyatukan lebih dari 2 miliar umat Islam di dunia.

Ini juga merupakan kesempatan untuk mendoakan perdamaian di banyak negara Arab dan Muslim yang dilanda konflik, termasuk Yaman dan Sudan, di mana perang selama lebih dari satu tahun antara jenderal-jenderal yang bersaing menciptakan krisis pengungsian terbesar di dunia.

Bagi banyak Muslim, haji adalah satu-satunya perjalanan besar yang mereka lakukan dalam hidup mereka. Beberapa orang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menabung dan menunggu izin untuk memulai perjalanan di usia 50-an dan 60-an setelah mereka membesarkan anak-anak mereka.

Ritual selama haji sebagian besar memperingati kisah Alquran tentang Nabi Ibrahim, putranya Nabi Ismail dan ibu Ismail, Hajar – atau Abraham dan Ismael sebagaimana mereka disebutkan dalam Alkitab.

Jamaah laki-laki mengenakan ihram, yaitu dua lembar kain putih tanpa jahitan yang menyerupai kain kafan, sementara jamaah perempuan mengenakan pakaian konservatif dan longgar dengan jilbab, serta tidak menggunakan riasan dan parfum. Mereka telah melakukan ritual mengelilingi Ka'bah yang berbentuk kubus, berlawanan arah jarum jam di Masjidil Haram tujuh menara sejak tiba di Mekah beberapa hari terakhir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement