Ahad 16 Jun 2024 10:18 WIB

Jamaah Jangan Sampai Keliru, Begini Tata Cara Lontar Jumrah yang Benar

Batu yang digunakan adalah kerikil sebesar jari.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Jamaah haji mengumpulkan batu di Musdalifah, Jumat malam, untuk melontar Jumrah selama haji tahunan, dekat kota suci Mekah, Arab Saudi, Jumat, 8 Juli 2022.
Foto: AP/Amr Nabil
Jamaah haji mengumpulkan batu di Musdalifah, Jumat malam, untuk melontar Jumrah selama haji tahunan, dekat kota suci Mekah, Arab Saudi, Jumat, 8 Juli 2022.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Melempar jumrah adalah kegiatan jamaah haji melempar batu pada tiga tiang yang melambangkan setan atau godaan nafsu yang buruk. Tiga tiang itu meliputi jumrah Ula (Shughra), Wustha dan Aqabah (Kubra) di Mina. Kegiatan lempar jumrah termasuk salah satu rukun yang wajib dilakukan saat ibadah haji.

Tertib

Baca Juga

Lempar jumrah dimulai dari Ula, Wustha dan Aqabah. Hal ini harus dilakukan secara berurutan. Siapa yang melakukannya tanpa mengikuti aturan yang benar maka jumrahnya tidak sah.

Kerikil

Menggunakan batu kerikil (hisha). Batu yang diperkenankan adalah kerikil sebesar buku jari. Tidak boleh menggunakan batu besar, khawatir mencelakai orang lain. Jumlah batu yang diperlukan bagi mereka yang Nafar Awal adalah 49 batu sedangkan mereka yang Nafar Tsani memerlukan 70 batu.

photo
Jamaah haji melontar Jumrah selama haji, di Mina dekat kota Mekah, Arab Saudi, Sabtu, 9 Juli 2022. - (AP/Amr Nabil)

Tujuh kali lontaran

Jamaah harus mengucap takbir setiap kali melontar. Jamaah pun harus melontar kerikil tujuh kali pada setiap jumrah. Mengucap takbir dan melontar kerikil ini seperti yang diriwayatkan Ibnu Umar RA pada hadits Bukhari 1751.

Kena sasaran

Batu kerikil harus tepat mengenai tugu jumrah dan masuk ke dalam lubang atau kolam. Jamaah pun harus berdoa setiap kali menyelesaikan lontaran pada setiap jumrah.

Posisi tubuh

Melontar dengan memposisikan Mina ada di sebelah kanan dan Baitullah di sebelah kiri tubuh. Hal ini seperti terdapat dalam Sahih Bukhari 1748. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement