Ahad 16 Jun 2024 10:59 WIB

G7 Desak Negara Kaya Ikut Danai Penanggulangan Perubahan Iklim

Tekanan penanggulangan perubahan iklim kini berada di pundak pemimpin-pemimpin G7.

Rep: Lintar Satria/ Red: Qommarria Rostanti
Perubahan iklim (ilustrasi). Pemimpin-pemimpin G7 mendesak negara-negara kaya seperti China dan Arab Saudi membayar upaya penanggulangan perubahan iklim.
Foto: www.freepik.com
Perubahan iklim (ilustrasi). Pemimpin-pemimpin G7 mendesak negara-negara kaya seperti China dan Arab Saudi membayar upaya penanggulangan perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, BARI -- Pemimpin-pemimpin G7 mendesak negara-negara kaya seperti China dan Arab Saudi membayar upaya penanggulangan perubahan iklim. Setelah negosiasi perubahan iklim PBB di Bonn, Jerman, gagal mencapai kesepakatan untuk target pendanaan baru dalam membantu negara miskin menghadapi pemanasan global.

Desakan yang disampaikan dalam pertemuan di Italia tampaknya akan membawa negara-negara anggota G7 yakni Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Jepang, Jerman, Prancis, dan Italia berbenturan dengan negara-negara seperti China, Arab Saudi, dan India yang berpendapat negara maju harus membayar lebih banyak atas dampak emisi.

Baca Juga

Pertemuan di Bonn yang digelar selama dua pekan dan dihadiri ratusan delegasi dari berbagai negara berakhir pada Kamis (13/6/2024). Pertemuan itu diwarnai perbedaan pendapat dan posisi. Serta hanya menghasilkan sedikit kemajuan untuk meraih kesepakatan baru.

Tekanan penanggulangan perubahan iklim kini berada di pundak pemimpin-pemimpin G7. PBB sudah mengubah target 100 miliar dolar AS per tahun untuk membantu negara-negara miskin mengatasi perubahan pada pertemuan iklim PBB (COP29) berikutnya di Baku, Azerbaijan, pada November mendatang.